Headline
Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.
Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.
DEWAN Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) KH Said Aqil Siroj mengatakan tantangan Indonesia saat ini dan ke depan bukan hanya toleransi agama, melainkan juga masalah ekonomi. "Kesenjangan dan ketidakadilan masih terjadi di mana-mana," katanya di Jakarta, kemarin.
Ia bercerita pernah merasa miris ketika melihat kemiskinan penduduk yang tinggal di sekitar daerah pertambangan. "Bayangkan itu mereka hidup di sekitar daerah tambang, tetapi miskin," ujarnya.
Ke depan, kata dia, pemerintah harus bisa mengurangi kesenjangan melalui kebijakan-kebijakan yang berpihak kepada masyarakat kecil. "Kesenjangan, kemiskinan, dan kebodohan akan memicu gerakan-gerakan radikal, para konglomerat juga harus peduli dengan orang kecil," tukasnya.
Hal senada juga disampaikan Dewan Pengarah BPIP Sudhamek. Ia berharap ke depan pemerintah menelurkan kebijakan yang mendorong tumbuhnya UMKM. "UMKM ini menjadi salah satu faktor yang menciptakan pemerataan ekonomi. Meski kecil, usaha ini bisa menyerap banyak tanaga kerja," ucapnya.
Wakil Ketua Dewan Pengarah BPIP Try Sutrisno mengingatkan agar nilai-nilai Pancasila menjadi pegangan bangsa Indonesia. Para pendiri bangsa sudah merumuskan semua nilai universal ke dalam lima sila mulai sikap toleran hingga kerja sama. "Sayangnya, saat ini yang menonjol itu kepentingan pribadi dan kelompok. Ini tantangan yang harus kita atasi."
Berkenaan dengan itu, BPIP berupaya menumbuhkan kembali kesadaran terhadap nilai-nilai Pancasila kepada generasi muda melalui aneka permainan tradisional dan musyawarah nasional. Kegiatan tersebut diselenggarakan BPIP di Tamansari, Kabupaten Bogor, Selasa (10/12), dibuka oleh Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BPIP Prof Hariyono.
Hadir pada kegiatan tersebut, antara lain Deputi di Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P3A), Persatuan Alumni Paskibraka, Komite Permainan Rakyat dan Olahraga Tradisional Indonesia (KPOTI), serta perajin permainan tradisional. Hadir juga para peserta sekitar 300 orang dari 28 komunitas permainan tradisional dari seluruh Indonesia. (Mal/Ant/P-3)
GUBERNUR Jawa Barat Dedi Mulyadi menekankan pentingnya pemulihan harmoni sosial di tengah masyarakat Cidahu, Sukabumi, setelah insiden perusakan rumah yang diduga dijadikan tempat ibadah.
Tidak hanya karena secara geografis wilayahnya berbukit-bukit dengan ketinggian 760 meter di atas permukaan laut (mdpl), tetapi juga karena desa itu tak ubahnya Indonesia mini dengan beragam agama.
BUPATI Intan Jaya, Papua Tengah, Aner Maisini mengungkapkan Hari Raya Idul Adha merupakan momen untuk memperkuat solidaritas dan toleransi umat beragama.
"Setiap ada hari besar keagamaan, warga tanpa memandang keyakinan dan namanya berkumpul, saling pengucapan selamat," jelas Kepala Dusun Thekelan Agus Supriyo.
Dialog antaragama merupakan sarana yang sangat penting bagi mahasiswa untuk meningkatkan daya kritis, membangun hubungan antaragama yang baik dan bermakna.
Toleransi, katanya, adalah kata yang paling sering terdengar tapi terkadang bisa berbalik menjadi penyebab tindakan-tindakan intoleran.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved