Headline

Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.

Fokus

Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.

Pengamat: Papua Harus Merdeka dari Kemiskinan

Golda Eksa
28/11/2019 23:06
Pengamat: Papua Harus Merdeka dari Kemiskinan
Anggota polisi cilik Papua merayakan HUT Kemerdekaan RI(MI/Panca Syurkani)

PERINGATAN hari kemerdekaan Papua pada 1 Desember yang selalu diserukan oleh Organisasi Papua Merdeka maupun kelompok pro-kemerdekaan lainnya dinilai sudah tidak relevan.

Momentum tersebut merupakan agenda terselubung untuk memenuhi berbagai kepentingan para elite yang menginginkan Papua lepas dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Hal itu dikemukakan peneliti Papua Center Universitas Indonesia, Bambang Shergi Lhaksmono, Kamis (28/11). Menurut dia, semangat demonstrasi anti-NKRI pada dasarnya dipicu oleh ketidakadilan ekonomi. Kekuasaan politik pun berujung pada kekuasaan ekonomi.

Ia mengemukakan, musuh Papua bukanlah pemerintah Indonesia melainkan kemiskinan dan ketidakadilan. Sejatinya di tengah situasi itu bangsa Indonesia harus konsentrasi penuh untuk merealisasikan pembangunan Papua dalam semua sisi kehidupan warganya.

"Artinya, peringatan 1 Desember harus menumbuhkan semangat bangsa Indonesia untuk membebaskan orang Papua dari keterbelakangan," kata Bambang.

Baca juga : TNI Kirim Empat Batalyon Kostrad Latihan di Papua

Senada dikemukakan peneliti Papua dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Adriana Elisabeth. Menurutnya, persoalan mendasar warga Papua bukanlah soal kemerdekaan, tetapi kesejahteraan, kesehatan, dan pendidikan yang harus dicari akar solusinya.

Pelbagai persoalan itu, terang dia, penting segera diselesaikan. Ia pun meyakini bahwa kemerdekaan bukan agenda semua orang Papua. "Kalau lihat sejarahnya, kan ada yang pro Indonesia atau bahkan pro Belanda," kata dia.

Andriana menegaskan urusan kemerdekaan atau referendum seperti yang selama ini diusung OPM atau kelompok tertentu sudah tidak relevan lagi. Walaupun demikian, imbuhnya, ada persoalan HAM yang harus direspons dan diselesaikan.

"Bagi saya soal referendum tidak perlu dibahas, karena sudah selesai dan sudah final (Papua bagian dari Indonesia)," ujarnya.

Jimmy Demianus Ijie, anggota DPR RI dari dapil Papua Barat, juga mengemukakan pendapat serupa. Ia memastikan yang dibutuhkan masyarakat Papua bukanlah kemerdekaan.

Baca juga : Wapres: Pemerintah Utamakan Dialog dalam Penyelesaian Papua

"Tantangan serius buat Papua sekarang ini adalah bersatu. Negara enggak usah pikirin itu (OPM). Bangun saja kesejahteraan orang Papua. Lama-lama kita bisa merebut generasi milenial yang belum terpapar ideologis itu," tukasnya.

Lebih jauh, terang Jimmy, merdeka dari kemiskinan dan kebodohan adalah impian masyarakat Papua. Ia berharap pemerintah ke depannya lebih gencar melakukan pembangunan di bumi cenderawasih.

"Pemerintah harus meningkatkan keseriusannya untuk memperbaiki Papua. Bangun infrastruktur, pendidikan, kesehatan, beri lapangan kerja kepada anak-anak Papua. Sekolahkan anak Papua ke perguruan tinggi ternama di Indonesia, ke luar negeri. Mereka pintar membangun negeri sendiri, maka itu makin lama keinginan untuk bicara 1 Desember makin pudar," tandasnya. (OL-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik