Headline
AS ikut campur, Iran menyatakan siap tutup Selat Hormuz.
Tren kebakaran di Jakarta menunjukkan dinamika yang cukup signifikan.
KETUA Umum PPP versi Mukhtamar Jakarta Humprey Djemat mengaku sudah memiliki satu visi yang sama dengan Ketua Umum PPP versi Mukhtamar Pondok Gede Suharso Monoarfa yakni menginginkan persatuan organisasi supaya mampu kembali sebagai partai besar.
Kedua kubu akan menyusun kesepahaman melalui Mukernas di masing-masing pihak sebelum menggelar Mukhtamar sebagai tahap terakhir proses islah.
"Berkaitan dengan Mukernas ke-5 PPP Muktamar Jakarta, saya sebagai Ketum PPP Mukhtamar Jakarta diperlukan sebagai forum tertinggi di bawah Muktamar menjelang berakhirnya periode kepengurusan periode 2015-2019 dan juga mempersiapkan Muktamar bersama untuk menyatukan PPP," paparnya kepada Media Indonesia, Selasa (26/11).
Menurut dia, legal formal PPP pihaknya belum ada namun demi memadukan kembali PPP secara utuh, diperlukan Muktamar bersama dengan PPP Mukhtamar Pondok Gede. Terlebih pimpinan dua kubu PPP sudah sepakat menyudahi perpecahan.
Baca juga: Jokowi Pertimbangkan Hanura dan PBB Masuk Kabinet
"Saya tulus ingin perpecahan PPP cukup sampai di sini. Saya berharap langkah ini disambut baik semua pihak termasuk PPP Pondok Gede. Demi membesarkan PPP, semua pihak harus melihat ke depan dan berpikir besar," ungkapnya.
Rencananya, kata dia, PPP Mukhtamar Jakarta akan menggelar Mukernas pada 30 November dan PPP Mukhtamar Pondok Gede 12 Desember dengan masing-masing pihak akan menghadiri kedua acara tersebut.
"Setelah itu nanti kita ketemu untuk proses Mukhtamar," ungkapnya.
Dengan begitu, kata dia, Mukhtamar PPP menjadi akhir perpecahan dan Ketua Umum terpilih harus merangkul seluruh pihak. Langkah tersebut diharapkan mampu memperkuat PPP menghadapi pesta demokrasi 2020 dan 2024.
"Kita tidak membahas mekanisme secara detail namun bagaimana bekerja sama secara baik untuk menyatukan PPP supaya lebih kuat ke depan untuk 2024 terutama tahun depan ada Pilkada. Itu kesepakatan kita," pungkasnya. (OL-2)
Pernyataan Presiden ke-7 RI Joko Widodo atau Jokowi yang mengaku lebih memilih PSI ketimbang PPP dinilai merupakan sikap yang tidak konsisten.
Jokowi menilai PPP memiliki lebih banyak calon ketua umum menjelang Muktamar yang akan digelar pada September mendatang
Jokowi mengaku lebih memilih bergabung dengan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) ketimbang Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
Muktamar kali ini harus menjadi kesempatan emas bagi PPP untuk membesarkan partai dengan memilih sosok ketua umum yang tepat.
Ray menegaskan bahwa PPP memenuhi sarat itu. Maka, jika haji Isam masuk, kemungkinan Jokowi akan didapuk sebagai caketum terbuka lebar.
Peluang Jokowi jadi caketum tentu tidak besar. Karena memang tidak sesuai dengan ideologi PPP. Namun peluang itu akan terbuka bila PPP berubah ideologi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved