Headline
Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.
Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.
PENYIDIK senior KPK, Novel Baswedan, menyebut isu adanya kelompok radikal di tubuh KPK adalah fitnah yang yang sengaja dibuat agar masyarakat tidak mendukung KPK diperkuat.
"Isu soal ada radikal dan Taliban di KPK adl fitnah yang sengaja dibuat agar masyarakat tidak mendukung KPK diperkuat," kata Novel melalui cuitan di di akun Twitter-nya @nazaqistha, Selasa (17/9).
Melalui cuitannya ini, Novel juga mengunggah sebuah video singkat berdurasi 50 detik yang membantah adanya kelompok radikal di tubuh KPK.
"Kalau emang ada Taliban di KPK, masa mereka mau dipimpin oleh tiga dari lima komisioner KPK penganut kristiani yang taat?" demikian narasi yang ditulis dalam video tersebut.
Bukan hanya itu, Ketua Wadah Pegawai KPK Yudi Purnomo yang dituduh ssbagai bagian dari kelompok radikal juga membantahnya dengan menampilkan foto Yudi memberikan sambutan pada perayaan Natal bersama tahun 2018 di KPK.
"KPK juga sudah koordinasi dengan BNPT dan dinyatakan tidak ada kelompok radikalisme di KPK," demikian narasi lanjut video tersebut.
Di akhir video yang dibagikan Novel tersebut juga disampaikan catatan, agar jangan sampai cap Taliban atau HTI sama dengan cap PKI pada zaman Orde Baru yang digunakan untuk membungkam pihak yang berseberangan dengan pemerintah. (OL-09)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved