Headline
KPK akan telusuri pemerasan di Kemenaker sejak 2019.
BADAN Pusat Statistik (BPS) merilis catatan Indeks Perilaku Antikorupsi (IPAK) 2019 sebesar 3,70 pada skala 0 sampai 5. Angka tersebut lebih tinggi daripada pencapaian tahun lalu yang sebesar 3,66 poin.
Untuk diketahui, jika nilai indeks makin mendekati 5, itu menunjukkan masyarakat berperilaku semakin antikorupsi. Sebaliknya, bila nilai indeks mendekati angka 0, itu menunjukkan masyarakat berperilaku permisif terhadap korupsi.
"Kalau melihat angkanya, artinya angka IPAK kita naik 0,04 poin jika dibandingkan dengan tahun lalu. Makin tinggi angkanya, berarti masyarakat kita makin sadar akan korupsi," kata Kepala BPS Suhariyanto di Gedung BPS, Jakarta, kemarin.
Dimensi IPAK yang dilakukan BPS disusun menjadi dimensi persepsi dan dimensi pengalaman. Indeks pengalaman mengalami kenaikan sebesar 0,08 poin menjadi 3,65 jika dibandingkan dengan indeks pengalaman pada 2018 yang sebesar 3,57 poin.
Namun, indeks persepsi justru mengalami penurunan 0,06 poin menjadi 3,80 jika dibandingkan dengan indeks persepsi 2018 yang sebesar 3,86 poin.
Meskipun begitu, Deputi Bidang Statistik Sosial BPS, Margo Yuwono, mengatakan penurunan indeks persepsi sebesar 0,06 poin itu tidak terlalu berpengaruh.
Pada dimensi pengalaman, Margo mengatakan hal itu berkaitan erat dengan pelayanan publik yang diberikan pemerintah kepada masyarakat. Dimensi itu mengalami kenaikan poin beriringan dengan perbaikan pelayanan yang dilakukan pemerintah.
Indonesia Corruption Watch (ICW) menilai kenaikan skor IPAK yang dilaporkan BPS tersebut belum signifikan.
"Kenaikannya tidak signifikan sehingga, kalau menurut kami, tidak bisa dianggap sebagai hasil yang membahagiakan," kata peneliti ICW, Dewi Anggraeni, kemarin.
Apalagi, kata Dewi, pada sejumlah indikator, BPS mencatat sikap permisif masyarakat terhadap perilaku korupsi berada dalam posisi yang relatif stagnan atau tidak membaik. Pada sejumlah indikator bahkan memburuk.
Di lingkup publik, masyarakat menganggap wajar pemberian uang/barang dalam proses penerimaan menjadi pegawai negeri/swasta. Persentasenya meningkat tajam menjadi 29,94% dari sebelumnya 10,62% pada tahun lalu. (Mir/Dhk/X-6)
Center of Economic and Law Studies (Celios) meminta Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) turut mengaudit data pertumbuhan ekonomi triwulan II 2025 yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS).
PRESIDEN Presiden Prabowo Subianto menginstruksikan pada jajaran kabinet Merah Putih untuk melakukan percepatan pengentasan kemiskinan ekstrem di desa
Tulus Abadi menuding angka pertumbuhan ekonomi yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) tidak tidak mencerminkan kondisi masyarakat di lapangan.
JAUH di atas ekspektasi pasar, laju pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal II 2025, y-o-y, mencapai 5,12%, meningkat dari 4,87% kuartal I 2025.
SULAWESI dan Jawa menjadi dua wilayah dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi pada triwulan II-2025.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal kedua 2025 tumbuh sebesar 5,12% secara tahunan (year-on-year/yoy).
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved