Headline
Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.
Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.
PENETAPAN wilayah Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), sebagai bagian dari ibu kota baru merupakan keputusan tepat. Pasalnya, lokasi geografis Sepaku yang berada di tengah-tengah Indonesia itu terbilang aman dari bencana.
Sepaku menjadi salah satu wilayah yang ditetapkan Presiden Jokowi menjadi bagian ibu kota negara baru bersama Kecamatan Samboja, di Kabupaten Kutai Kartanegara.
Luas wilayah Sepaku yang mencapai 3.333,03 km persegi dan dihuni 176 ribu jiwa dinilai menjadi pertimbangan lain. Banyaknya lahan kosong dan juga dimiliki sebagian besar negara menjadi nilai tambah atas dipilihnya wilayah di PPU itu.
"Kondisi topografi kami landai dan berbukit-bukit. Jadi, dari permukiman jauh dari tsunami," ujar Wakil Bupati PPU, Hamdam, kepada wartawan Media Indonesia M Ilham Ramadhan Avisena dan Pius Erlangga di kediamannya di Penajam, kemarin.
Selain itu, pemkab juga menyiapkan warga masyarakat PPU aktif menyongsong perubahan baru yang menghampiri mereka.
"Kami berharap masyarakat memahami arti penting pemindahan ibu kota. Apa manfaat yang bisa mereka petik," kata Hamdam.
Namun, pihaknya mengkhawatirkan fenomena terkait pemindahan pusat pemerintahan tersebut, yaitu saat ada kemajuan pembangunan di situ, ada warga lokal yang termarjinalisasikan.
"Masyarakat jangan tergoda rayuan pemodal yang ingin menguasai lahan. Kelebihan kita ialah memiliki wilayah. Insya Allah ini menjadi bargaining untuk sama-sama maju," lanjut Hamdam.
Selama ini perekonomian warga PPU ditopang sektor pertanian, perkebunan, dan lautan. Hamdam berharap ke depan sektor jasa juga menjadi penopang perekonomian baru untuk menyejahterakan warga.
Kini Pemkab PPU fokus meningkatkan mutu SDM yang memakan waktu yang tidak sebentar. Oleh karena itu, dia mengharapkan warga lokal aktif dilibatkan dalam proses pembangunan.
"Harapan kami ada perlakuan khusus, yaitu bagaiamana mengakomodasi warga kami yang standarnya masih berada di bawah warga Jakarta," ujar Hamdam.
Camat Sepaku, Risman Abdul, sebelumnya mengutarakan warga menyambut baik keputusan pemindahan ibu kota negara ke wilayahnya. Perbaikan ekonomi menjadi salah satu alasan.
Risman meyakini konsep ibu kota ramah lingkungan yang digagas pemerintah pusat juga tidak merusak wilayah hijau di Sepaku. "Konsep kota baru ini kan smart city, green city, dan forest city. Nanti kurang lebih 50%-60% di sisi bangunan itu masih hutan. Jadi, bangunan berorientasi kepada lingkungan." (OL/X-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved