Headline
Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.
Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.
Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.
APA yang terjadi di Papua saat ini bukan sekadar peristiwa kerusuhan biasa. Keberanian para pendemo mengibarkan bendera Bintang Kejora di depan Istana juga bukan keberanian biasa.
“Semua terlihat seperti asap angkara. Keberanian para pendemo seperti ada yang mengendalikan dan disemburkan dari jauh oleh kelompok penista penguasa negara,” kata pengamat politik Rudi S Kamri di Jakarta, Jumat (30/8).
Lebih jauh, Rudi mengatakan saat ini berbagai kelompok sedang meradang karena berbagai kebijakan Presiden Joko Widodo selama ini. Menurutnya, keberanian Jokowi mengambil berbagai kebijakan telah mengusik kenyamanan kelompok yang selama masa Orde Baru tidak terusik.
“Mulai pemberangusan mafia migas Petral sampai pengambilalihan 51% saham Freeport. Dominasi mereka atas negara selama puluhan tahun langsung tersungkur saat Jokowi berkuasa. Kemarahan mereka semakin memuncak saat Jokowi kembali terpilih pada Pemilihan Presiden 2019,” jelasnya.
Ditambahkan Rudi, kelompok yang terimbas kebijakan ‘bersih-bersih’ Jokowi sudah lama mencari momentum untuk mengganggu stabilitas politik dan keamanan negara. Mereka, jelals Rudi, hanya sedang menunggu pemicu agar mereka kembali membuat gaduh Indonesia.
“Peristiwa pelecehan rasial yang terjadi di Surabaya hanyalah sekadar pemicu yang mereka tunggu. Sayangnya sebagian saudara-saudara kita di Papua begitu mudah terprovokasi. Papua hanya sasaran antara, tujuan akhir mereka adalah kegaduhan politik di Jakarta.,” tegasnya.
Baca Juga: KPK Butuh Pemimpin Punya Prinsip Tegakkan Hukum Lurus
Rudi berharap Jokowi dan para pembantunya jeli mencerna masalah yang sedang terjadi di Papua dan punya keberanian untuk menghancurkan kelompok sakit hati yang sedang merajalela. Presiden Jokowi harus yakin bahwa sebagian besar rakyat Indonesia mendukung penuh untuk mengatasi masalah ini. “Menyelesaikan masalah Papua tidak bisa hanya sekadar mematikan percikan api yang terjadi di sana, tapi harus tegas memberantas dan memadamkan sumber api yang sedang duduk manis di Jakarta,” tegasnya.
Menurutnya, Papua hanya sedang dijadikan alat oleh segelintir penjahat kemanusiaan dalam negeri yang selalu ingin mengganggu stabilitas pemerintahan Presiden Jokowi. Rudi mencium adanya aroma kuat kelompok yang dekat dengan kekuasaan selama puluhan tahun sebelum tumbang oleh gerakan reformasi, ada di belakang apa yang terjadi di Papua saat ini.
Lebih jauh, Rudi juga menyayangkan lemahnya kerja intelejen dalam kasus Papua. Jika aparat intelejen mampu mendeteksi sejak dini, ia menilai peristiwa di Papua tidak akan menjadi sebesar seperti saat ini.
Sorotan terhadap kinerja intelejen juga diungkapkan pengamat intelijen dari Hadiekuntono's Institute (Research-Intelligence-Spiritual), Suhendra Hadikuntono. "Kalau aparat intelijen negara bekerja dengan semestinya, saya yakin situasi di Papua tidak berkembang liar seperti saat ini,” katanya. (RO/R-1)
KAPOLRI Jenderal Tito Karnavian membeberkan korban tewas dalam insiden kerusuhan di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua, sebanyak 26 orang.
Wilayah Manokwari dan Sorong, ujar Krey, saat ini masih terus dipantau. Beberapa hari ini hoaks dan ujaran provokasi serta penghasutan masih cukup tinggi di dunia maya.
Polda Jatim telah menetapkan Veronica Koman sebagai tersangka.
Wiranto memastikan kondisi Papua dan Papua Barat sudah berangsur kondusif. Kerusakan sudah mulai diperbaiki.
Pada jumpa pers di Manokwari, Minggu (1/9) malam, Gubernur Papua Barat ini mengaku sudah mengetahui aktor-aktor yang terlibat dalam rapat rencana aksi tersebut.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved