Headline

Presiden Prabowo resmikan 80.000 Koperasi Merah Putih di seluruh Indonesia.

Fokus

Terdapat sejumlah faktor sosiologis yang mendasari aksi tawur.  

Ibu Kota Baru dibangun di Tanah Kosong, Fokus ke Pusat Pemerintah

Dero Iqbal Mahendra
01/8/2019 21:41
Ibu Kota Baru dibangun di Tanah Kosong, Fokus ke Pusat Pemerintah
Menteri PPN/kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro saat diskusi soal ibu kota baru(MI/Pius Erlangga)

PEMINDAHAN ibu kota negara akan fokus membangun pusat pemerintahan baru di lahan kosong, bukan hanya memindahkan ibu kota saat ini ke kota yang sudah berdiri.

Hal itu ditegaskan oleh Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Bambang Brodjonegoro dalam diskusi soal pemindahan ibu kota di gedung Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Jakarta, Kamis (1/8).

Bambang mengungkapkan, dalam tahapan perencanaan wilayah ibu kota baru disebut pembangunan bersifat purpose built capital (PBC) atau disusun dari nol.

"Yang benar kita Ingin membangun pusat pemerintahan. Kalau sudah selesai menjadi ibu kota negara. Memang dibangun di tanah kosong yang belum ada kegiatan apa-apa. Sehingga tidak memindahkan ke suatu kota yang eksisting," tutur Bambang.

Baca juga : Ibukota Baru Akan Berdampak Pada Semua Provinsi Kalimantan

ia menjelaskan berdasarkan pengalamn dari sejumlah negara yang memang sudah memindahkan ibu kotanya, Bappenas telah merumuskan sejumlah acuan, misalnya kota yang dibangun tersebut harus betul betul hanya fokus kepada pusat pemerintahan agar terkendali.

Khususnya berkaitan dengan perkembangan kota kedepannya yang diharapkan perkembangannya dapat dikendalikan sesuai dengan indikator-indikator tertentu. Untuk itu diperlukan suatu manajemen pertumbuhan kota yang betul betul dapat mengendalihan hal tersebut.

Selain itu ibu kota nantinya harus mampu merepresentasikan sebagai ibu kota bangsa, baik dari monumennya, museum maupun galeri budaya. Secara sifatnya juga harus inklusif atau terbuka untuk semua, dengan tidak boleh ada pembatasan.

Bambang menegaskan pembangunan kotanya nanti akan mengedepankan pendekatan lingkungan dengan konsep forest city. Terutama karena lokasi ibu kota tersebut akan berada di Kalimantan yang dikenal sebagai paru-paru dunia.

Baca juga : Ibu Kota Baru Berdampak ke Provinsi Lain

Oleh sebab itu penggunaan energinya akan memanfaatkan clean and renueble energy dengan gedung yang didesain dengan konsep green building.

"Konsep green city dalam hal ini forest city ruang terbuka hijaunya minimal 50% dalam bentuk rekrasional park, botanical garden, sport complex dan sudah memperhatikan topografinya apakah berbukit, apakah dekat sungai dan lainnya," tutur Bambang.

Selain itu, Bambang juga menekankan kota tersebut nantinya harus berorientasi kepada publik. Oleh sebab itu harus didukung dengan kemampuan moda transportasi publik yang memadai.

"Transportas publik yang menunjang, sepeda dan pejalan kaki, jadi kota yang harus tidak bergantung kepada kendaraan pribadi, pada intinya kita akan menerapkan integration city dengan integration transportation dan smart water management system," tutur Bambang. (OL-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya