Mengajak Oposisi Tidak Bagus Untuk Legacy Jokowi

Insi Nantika Jelita
26/7/2019 18:57
Mengajak Oposisi Tidak Bagus Untuk Legacy Jokowi
Peneliti senior Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Syamsuddin Haris(MI/Rommy Pujianto)

PENELITI senior Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Syamsuddin Haris menilai sebaiknya calon presiden terpilih Joko Widodo tidak perlu mengajak oposisi untuk bergabung dalam struktur kabinet pemerintahan lima tahun depan.

"Untuk periode kedua, Pak Jokowi mestinya bisa lebih percaya diri dalam mbentuk kabinet. Tidak perlulah beliau memberi kesan hendak mengajak parpol yang kalah pilpres untuk masuk ke dalam pemerintah," ungkap Syamsuddin dalam cicitan di akun twitternya, Jakarta, Jumat (26/7).

Sinyal akan bergabungnya kubu oposisi terlihat dari pertemuan petinggi partai seperti ketua umum (ketum) Partai Gerindra Prabowo Subianto dengan Ketum PDI P Megawati Soekarnoputri.

Baca juga: PPP Sebut Kemungkinan Hanya Satu Parpol Tambahan bisa Masuk KIK

Lebih lanjut, Syamsuddin mengatakan jika pihak koalisi Jokowi menerima oposisi, maka bisa mencederai demokrasi bangsa Indonesia.

"Hal itu bukan hanya tidak baik bagi negeri ini, tapi juga tidak bagus untuk legacy Jokowi sendiri," tukasnya.

Jokowi juga menegaskan, sejauh ini belum ada pembicaraan di internal partai pengusung terkait penambahan koalisi. Pembicaraan koalisi akan dilakukan dengan petinggi partai politik pengusung.

“Sampai saat ini kita belum berbicara mengenai penambahan koalisi. Partai-partai pendukung kami belum pernah berkumpul berbicara mengenai koalisi. Penambahan koalisi belum,” tegas Jokowi saat ditemui Restoran Seribu Rasa, Menteng, Jakarta hari ini. (OL-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Akhmad Mustain
Berita Lainnya