Headline
Perekonomian tumbuh 5,12% melampaui prediksi banyak kalangan.
Perekonomian tumbuh 5,12% melampaui prediksi banyak kalangan.
KETUA Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Agus Rahardjo mendorong agar organisasi-organisasi Islam untuk lebih berperan dalam pemberantasan korupsi. Menurutnya, selama ini organisasi islam yang ada belum memiliki misi utama untuk memberantas korupsi.
"Salah satu pendapat yang pernah disampaikan oleh Pak Azyumardi Azra, mantan Rektor UIN Jakarta. Beliau menyatakan, lembaga-lembaga birokrasi agama belum cukup memainkan peran sebagai kelompok atau organisasi yang memiliki agenda pokok dalam pemberantasan korupsi dan menciptakan good governance," kata Agus dalam diskusi Sinergi dalam Dakwah AntiKorupsi KPK bersama Organisasi Islam, di Gedung KPK, Senin (20/5).
Dorongan kepada organisasi islam untuk membawa semangat antikorupsi, kata Agus, akan sepenuhnya mendapatkan dukungan dari KPK melalui pendidikan antikorupsi.
"KPK punya agenda yang banyak terkait pendidikan antikorupsi mulai membekali guru-gurunya dididik bagaimana pemahaman mereka pada korupsi supaya diajarkan pada anak didiknya. Kurikulumnya itu juga diperkenalkan," terang Agus.
Baca juga: KPK Dorong Universitas Adakan Mata Kuliah Anti Korupsi
Selain itu, KPK diwakili oleh Agus, telah sepakat dengan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir, dan Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo soal kurikulum antikorupsi di tiap jenjang pendidikan.
"Supaya pelajaran yang memuat kurikulum antikorupsi itu diajarkan kepada anak-anak didik kita mulai dari PAUD kemudian SD, SMP, SMA sampai perguruan tinggi," tukasnya.
Sementara itu, Ketua Dakwah Majelis Ulama Indonesia, Kholil Nafis menyayangkan kalau selama ini pelaku korupsi justru berasal dari kalangan terpelajar dan berkecukupan.
Dari hal itu, Kholil berkesimpulan kalau perilaku korupsi tidak saja soal pengetahuan, melainkan karakter dan kesadaran individu. "ini bukan soal pengetahuan, karena pasti merkea paham soal itu (korupsi). Ini yang penting adalah pembangunan karakter, iman dan ketakwaan, cinta kepada Allah, tanah air dan bangsa yang belum tumbuh didalam dirinya," tukasnya.
Kholil kemudian menawarkan satu solusi untuk membangun karakter antikorupsi dan meluruskan kesadaran untuk tidak berperilaku korup. Salah satunya ialah melalui da'i atau pendakwah.
"Karena da'i bisa berbicara dengan 100 sampai dengan 1.000 orang. Tapi da'i itu harus memberikan ceramah yang selaras dengan kepentingan nasional, agar terbangun integrasi antara agama dan negara," tandasnya. (OL-4)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved