Headline
Banyak pihak menyoroti dana program MBG yang masuk alokasi anggaran pendidikan 2026.
Banyak pihak menyoroti dana program MBG yang masuk alokasi anggaran pendidikan 2026.
WAKIL Presiden Jusuf Kalla tidak ingin meramalkan bagaimana peluang Partai Demokrat dan Partai Amanat Nasional (PAN) untuk bergabung ke koalisi Jokowi. Menurutnya, dinamika dalam pembentukan koalisi pemerintahan akan bersifat dinamis.
"Aduh saya bukan peramal, dan yang jelas seperti (pernyataan) PAN akan menerima siapa saja yang menang bisa masuk koalisi seperti lima tahun lalu. Ketika itu PAN juga mendukung Prabowo kemudian mendukung Jokowi dan masuk kabinet. Dalam politik itu biasa saja," tutur Jusuf Kalla di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, kemarin.
Ia menegaskan politik, terutama di Indonesia, penuh dengan dinamika. Namun, JK enggan berbicara lebih lanjut soal peluang masuknya kedua partai itu ke depannya. Kalla mengaku dirinya sudah tidak terlibat lagi untuk yang akan datang.
Saat ditanya apakah dirinya juga diminta memberi masuk-an, JK hanya tertawa lepas tanpa memberikan tanggapan.
Sebelumnya, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto mengungkapkan, me-nindaklanjuti berbagai pertemuan antara Jokowi dan sejumlah partai di luar koalisi, para anggota partai koalisi pendukung Jokowi pun akan membahas hal itu ke depannya. Khususnya terkait dengan peluang penerimaan anggota baru di koalisi.
"Ya ini kan Pak Presiden sudah melakukan pembicaraan, nanti partai pendukung beliau juga tentu akan ada pembahasan," tutur Airlangga di Jakarta, Minggu (12/5).
Namun, saat ditanya lebih jauh perihal detail kemungkinan itu, Airlangga tidak menjawab lebih lanjut. Ia menyerahkan keputusan itu kepada Presiden. "Ya terserah Pak Presiden," tutur Airlangga singkat.
Minta maaf
Sementara itu, Ketua DPP Partai Gerindra Ahmad Riza Patria mengatakan pihaknya meminta maaf atas ucapan Arief Poyuono yang dianggap menyerang Ketua Umum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). "Kalau ada pengurus dan kader kami yang menyampaikan sesuatu, perilaku, ucapan yang mungkin dirasa kurang pas bagi Partai Demokrat atau partai lain, tentu kami sampaikan mohon maaf," kata Riza ketika ditemui di kompleks DPR, Jakarta.
Riza juga membantah perihal posisi Demokrat di koalisi Prabowo-Sandi yang dinilai tidak berkontribusi terhadap pemenangan. Riza mengatakan Ketum Gerindra Prabowo Subianto mengucapkan terima kasih kepada SBY atas komitmen dukungan dan kontribusi dalam mengusung Prabowo-Sandi di pilpres kali ini.
Riza menilai ucapan Arief Poyuono sebagai riak-riak di internal partainya dan bukan mewakili suara partai secara umum. "Di setiap partai ada saja 1-2 yang punya pemikiran berbeda. Saya kira menyikapi secara bijak bisa jadi intropeksi. Jangan dibesar-besarkan," katanya.
Selain itu, Riza mengaku pihaknya belum memberikan sanksi atau peringatan kepada Arief atas ucapannya tersebut. Menurutnya, yang terpenting bagaimana setiap kader antarpartai dapat menjaga hubung-an yang baik. "Sejauh ini kami punya aturan dan mekanisme di internal. Semua partai punya peraturan di internal. Kami ingin memberi tahu kader masing-masing untuk menjaga hubungan baik," katanya.
Sebelumnya, Arief Puyouno mengatakan Partai Demokrat tidak berkontribusi dalam memenangkan Prabowo-Sandi dan justru menjadi biang dari penurunan suara capres-cawapres nomor urut 02 tersebut. Arief juga mengatakan Partai Demokrat saat ini yang belum menentukan sikap karena terhalang komunikasi dengan capres Joko Widodo. (Faj/P-4)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved