Headline
Pemerintah belum memastikan reshuffle Noel.
SIKAP elite politik yang masih terbelah pascapemilihan umum dikhawatirkan menular ke masyarakat akar rumput.
Pasalnya, kata anggota Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Ahmad Syafii Maarif, Pemilu 2019 yang sarat politik identitas dikhawatirkan berdampak pada keutuhan dan persaudaraan bangsa.
Oleh karena itu, kata Maarif, Presiden Joko Widodo diminta merangkul kembali seluruh komponen bangsa agar kembali bersatu meski berbeda pilihan politik.
"Menjadi presiden bukan hanya dari (partai) pengusung, tapi presiden dari semua orang termasuk yang tidak memilih dia," ujarnya seusai bertemu Presiden Jokowi bersama pengurus BPIP lainnya di Istana Merdeka, Kamis (9/5).
Baca juga: Serang SBY, Demokrat : Kivlan Zein Jangan Tambah Lawan Politik
Menurut Maarif, jika berpedoman pada konstitusi, situasi masyarakat yang terbelah bisa diredam kalau ada pihak yang tidak puas dengan hasil pemilu.
"Kan ada jalurnya seperti ke Bawaslu, Mahkamah Konstitusi."
Hal senada diungkapkan anggota Dewan Pengarah BPIP lainnya Said Aqil Siraj. Jika polarisasi masyarakar dibiarkan, sesama anak bangsa bisa saling bertikai seperti yang terjadi di negara-negara di Timur Tengah hanya karena politisasi agama.
"Di Irak, Mesir, Suriah, karena isu itu islam anti-Islam. Kami merasa lucu terus terang saja kalau pasangan Jokowi Kiai Ma'ruf amin disebut anti-Islam. Mudah-mudahan pelajaran yang sangat berharga bahwa pemilu sekarang dengan isu agama jangan sampai terjadi," tegas Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) itu.
Said juga mengajak masyarakat menjaga dan mempertahankan tiga jenis persaudaraan, yakni ukhuwah wathoniyah (persaudaraan dalam kebangsaan), ukhuwah islamiah (persaudaraan dalam Islam) serta ukhuwah basyariyah (persaudaraan dalam kemanusiaan). (OL-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved