Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

Perang Mindset Ancam Ideologi Negara

Golda Eksa
09/5/2019 10:10
Perang Mindset Ancam Ideologi Negara
Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu(MI/RAMDANI)

PERKEMBANGAN informasi di lingkungan global dan regional dewasa ini mengisyaratkan adanya tantangan besar terhadap pertahanan negara.

Tantangan yang bersifat fisik dan nonfisik mengarah pada potensi ancaman kedaulatan negara, keutuhan NKRI, dan keselamatan bangsa.

Penyataan itu disampaikan Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu saat membuka Simposium Ancaman Perang Mindset pada Era Keterbukaan Informasi, di Gedung AH Nasution, Kompleks Kementerian Pertahanan, Jakarta, kemarin.

Menurutnya, NKRI sedang menghadapi tiga dimensi ancaman, yaitu ancaman belum nyata, seperti perang terbuka antarnegara. Kedua, ancaman nyata meliputi terorisme dan radikalisme, separatisme, pemberontakan bersenjata, bencana alam, serta peredaran dan penyalahgunaan narkotika.

Ketiga, ancaman nonfisik atau mindset. "Ancaman mindset ini bersifat masif, sistematis, dan terstruktur. Itu terus memengaruhi dan merusak pemikiran dan jati diri bangsa Indonesia melalui pengaruh ideologi asing yang tidak sesuai budaya kita," paparnya.

Menurut dia, saat ini bangsa Indonesia tengah menghadapi ancaman ideologi yang terang-terangan memaksakan kehendak untuk mengubah Pancasila, seperti paham khilafah yang beredar di masyarakat.

Serangan mindset atau perang modern itu akan terus memengaruhi hati dan pikiran rakyat. Tujuannya ialah membelokkan pemahaman publik terhadap ideologi negara. Metode operasional perang itu dilakukan melalui infiltrasi ke dalam dimensi intelijen, militer, pendidikan, ekonomi, ideologi, politik, sosial, budaya, dan agama.

"Setelah infiltrasi berhasil, dilanjutkan dengan mengeksploitasi dan melemahkan central of gravity kekuatan suatu negara melalui politik adu domba untuk timbulkan kekacauan, konflik horizontal, dan separatisme yang dimulai dengan eskalasi pemberontakan," kata dia.

Muara akhir perang modern yang bernuansa materialisme itu ialah menguasai lembaga sumber perekonomian, termasuk penguasaan dan kontrol terhadap sistem tata kelola dan aturan hukum (rule of law) negara.

Wawasan kebangsaan
Guna menghadapi ancaman terhadap ideologi Pancasila, imbuhnya, diperlukan adanya suatu konsep penanaman wawasan kebangsaan yang kuat dan final kepada seluruh rakyat Indonesia.

Langkah itu dilakukan agar tidak mudah dipengaruhi dan terprovokasi oleh pemikiran-pemikiran bersifat materialis yang hendak menghancurkan Pancasila.

Ryamizard mengajak semua pihak untuk mengedepankan aktualisasi dan pemurnian implementasi nilai-nilai Pancasila sebagai basis kekuatan ideologi bangsa dan negara.

Ideologi Pancasila diakuinya merupakan ideologi yang berbasiskan filsafat idealisme.

Sebelumnya, cawapres nomor urut 01 Ma'ruf Amin menegaskan bahwa Islam dan Pancasila tidak pernah saling bertentangan. Ia menyebut Islam ialah urusan agama, sedangkan Pancasila adalah landasan bernegara.

Oleh karena itu, pihaknya meminta agar jangan ada yang mempertentangkan Islam dengan Pancasila. "Islam ialah agama, Pancasila ialah dasar kita berbangsa dan bernegara. Tidak bertabrakan," katatnya. (Ant/P-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya