Headline

Gaikindo membeberkan penyusutan penjualan mobil di Tanah Air.

Multaqo Ulama: NKRI Sejalan Dengan Islam Rahmatan lil Alamin

M. Ilham Ramadhan Avisena
04/5/2019 08:42
Multaqo Ulama: NKRI Sejalan Dengan Islam Rahmatan lil Alamin
Imam Besar Masjid Istiqlal Prof Nasaruddin Umar menyampaikan materi pertemuan Multaqo Ulama di Jakarta, Jumat (4/5) malam.(MI/Rommy Pujianto )

RATUSAN ulama, habaib, cendikiawan muslim menghadiri multaqo  (pertemuan) guna menyikapi situasi dan kondisi Indonesia pascapemilu. Hasil pertemuan itu melahirkan beberapa rekomendasi yang disepakati bersama.

Di antaranya para ulama, habaib dan cendekiawan menyepakati, Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan bangunan konstitusi yang sesuai dengan Islam rahmatan lil alamin. Pancasila juga disepakati sebagai sebuah falsafah bangsa yang sejalan dengan ajaran Islam.

"Kami mengimbau umat Islam untuk bersama-sama mewujudkan stabilitas keamanan dan situasi kondusif, mengedepankan persamaan sebagai umat manusia yang saling bersaudara satu sama lain daripada menonjolkan perbedaan yang kontraproduktif," seru KH Manarul Hidayah yang bertugas menyampaikan hasil multaqo di Hotel Kartika Chandra, Jakarta, Jumat (3/5) malam.

Kemudian, disepakati pula agar umat Islam di seluruh Indonesia untuk mentaati peraturan dan perundangan yang berlaku di Indonesia.

"Hal itu sebagai pengejawantahan yang konstruktif dan penuh rasa hormat kepada peremintah yang sah," ujar Manarul.

Selanjutnya, para ulama, habaib dan cendekiawan itu juga menyepakati untuk mengajak masyarakat, khususnya umat Islam untuk tidak terpancing untuk ikut melakukan aksi inkonstitusional.

Pada kesempatan itu Imam Besar Masjid Istiqlal, Nasaruddin Umar menyatakan, karakteristik ulama yang sebenarnya ialah tidak mencari kepopuleran di bumi. Selain itu, apa saja yang disampaikan oleh ulama akan langsung mengena kedalam batin pendengarnya.

"Ulama sejati tidak akan pernah keluar kata-kata yang menghujat dari mulutnya," terangnya.

Perihal gejolak yang terjadi di masyarakat pascapemilu, menurutnya itu merupakan ciri dari negara demokrasi.

"Inilah Indonesia, ada gejolak itu bagus, tapi harus dengan akhlak yang baik. Daripada kita vakum dan negeri ini dikendalikan oleh segelintir orang," tuturnya.

Senada, Ketua PBNU, Said Aqil Siradj mengungkapkan, seorang ulama tidaklah menghasut dan penuh dengan ujaran kebencian. "Tidak ada ulama yang menakuk-nakuti, intimidasi, membuat umat pesimistis. Ulama itu memberi contoh yang benar, bicara yang benar, apa adanya, tidak pernah bohong, adu domba, tidak fitnah apalagi ujaran kebencian," kata Aqil.

Menutup multaqo, inisiator pertemuan itu, KH Maimun Zubair meminta masyarakat untuk tetap selalu berpegang pada kestauan Indonesia. Ia juga yakin nantinya masyarakat Indonesia sudah memahami konsep nasionalis dan agamis, maka Indonesia akan makmur.

baca juga: Multaqo Ulama Imbau Hindari Aksi Inkonstitusional Pasca Pemilu

"Kalau sudah nasionalis agamis dan mengakui semua agama yang ada, satu nusa satu bangsa satu bahasa, insya Allah Indonesia akan makmur," tandasnya.

Multaqo ini diinisiasi dan dihadiri oleh ulama sepuh KH Maimun Zubair dan Habib Lutfi bin Yahya. Hadir juga sejumlah tokoh ulama diantaranya Said Aqil Siraj, Nasaruddin Umar, Maskuri Abdulillah, Masdar F Mas'udi, Habib Salim Jindan, TGB Turmudi Badarudin, Manarul Hdiayah dan Anwar Iskandar. (OL-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya