Headline

Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.

Fokus

Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.

Radikalisme Bisa Timpa Semua Agama

Ths/P-2
26/4/2019 08:55
Radikalisme Bisa Timpa Semua Agama
Dekan Fisipol Universitas Kristen Indonesia (UKI) Angel Damayanti(Ist)

DEKAN Fisipol Universitas Kristen Indonesia (UKI) Angel Damayanti menegaskan bahwa fenomena radikalisme tidak hanya terjadi pada agama tertentu, tetapi juga pada agama-agama lain, seperti Yahudi, Hindu, Buddha, dan Kristen.

"Kalau kita cermati, fenomena radikalisme tidak hanya ada pada agama Islam, tapi juga agama nonmuslim. Khusus untuk radikalisme nonmuslim di Indonesia, terjadi sebagai upaya mempertahankan diri atau membalas dendam dan tidak berniat mengganti ideologi Pancasila. Itu saja bedanya," kata Angel dalam diskusi dan bedah Buku Deradikalisasi: Kontra Radikalisme & Deideologisasi, di kampus UKI, Jakarta, Rabu (24/4).

Ia menjelaskan dengan model seperti itu penanganannya menjadi berbeda, yaitu bisa melalui pendekatan sosial budaya dan pendekatan hukum. "Meskipun pemerintah juga perlu mengawasi adanya aliran-aliran gereja yang fundamentalis dan evangelistic yang berpotensi menimbulkan ketegangan dalam kerukunan hidup umat antaragama dan intraagama Kristen itu sendiri," jelas Angel.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, Noorhaidi Hasan, menegaskan pentingnya pelibatan civil society dalam melakukan deradikalisasi dan kontraradikalisme. "Bahkan, itu menjadi kunci keberhasilan pencegahan radikalisme dan terorisme di Indonesia," tegas Hasan.

Staf Ahli Menko Polhukam Sri Yunanto, menjelaskan bahwa sejak adanya UU Terorisme No 5/2018, ada pergeseran strategi yang sebelumnya lebih pada pendekatan law enforcement dan penindakan. Saat ini pemerintah lebih menitikberatkan pada strategi soft approach berupa pencegahan dan deradikalisasi. "Ini menurut kami yang harus dikedepankan daripada langkah penindakannya," pungkas Yunanto.

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Suhardi Alius pada kesempatan berbeda, mengatakan pelibatan sesama anak muda dalam pencegahan penyebaran paham radikal lebih efektif karena perilaku anak muda lebih dipahami kaum seumurannya. (Ths/P-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Kardashian
Berita Lainnya