Headline

Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Warga Panti Rehabilitasi Jiwa belum Dapat Sosialisasi Pencoblosan

Gana Buana
28/3/2019 19:25
Warga Panti Rehabilitasi Jiwa belum Dapat Sosialisasi Pencoblosan
Relawan basis marjinal Komisi Independen Pemilihan (KIP) Lhokseumawe mensosialisasikan Pemilihan Umum (Pemilu) kepada kaum marjinal jalanan(ANTARA FOTO/Rahmad)

WARGA panti rehabilitasi jiwa Yayasan Jambrud Biru di Kota Bekasi masih bingung soal tata cara memilih dalam Pemilu 17 April. Hingga saat ini, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Bekasi belum melakukan sosialisasi terkait pencoblosan.

“Kami di sini masih bingung untuk teknis pencoblosan nanti bagaimana karena belum mendapat sosialisasi,” kata Ketua Yayasan Jamrud Biru Suhartono di Bekasi, Kamis (28/3).

Menurut Suhartono, lima dari 100 warga Yayasan Jamrud Biru masuk dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT). Karena itu, sosialisasi tata cara pemilihan saat Pemilu perlu dilakukan untuk memudahkan pasien menggunakan hak pilihnya.

“Kita juga belum tahu, apakah nanti si pasien didampingi keluarganya atau tidak saat nyoblos surat suara. Apakah petugas KPU yang datang ke yayasan atau pasien yang mendatangi tempat pemungutan suara (TPS) untuk menggunakan hak pilih,” jelas dia.

Baca juga: KPU Surakarta Gelar Sosialisasi Pemilu di Posyandu Lansia

Di samping itu, sosialisasi diperlukan untuk menghindari stigma buruk pemilihan di panti. Dia tidak ingin masyarakat berpandangan panti mendukung atau mengarahkan pasien untuk memilih salah satu pasangan calon.

“Kalau nanti mekanismenya didampingi oleh petugas panti, saya khawatir disangka kita mengarahkan pasien untuk memilih pasangan calon. Padahal kami ini tidak pernah mengarahkan mereka,” tuturnya.

Pria yang karib disapa Tono ini menambahkan, tiga di antara lima pasien yang mendapat surat panggilan pemilu, telah dinyatakan sembuh dan keluar dari panti. Sementara dua lagi, masih menjalani pengobatan. Pasien lain, lanjut Tono, kemungkinan sudah mendapat surat dari KPU di domisilinya masing-masing.

“Pasien kan datang dari daerah mana aja, saya nggak tahu mereka dapat surat pemanggilan dari KPU atau tidak, karena pihak keluarga tidak melapor. Di sisi lain, saya ragu dengan dua pasien ini, mereka bisa nentuin pasangan calonnya atau tidak pas Pemilu nanti, karena saat ditanya juga nggak ngerti jawabnya,” tandas Tono.(OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya