Wiranto Kaget Jalur Tikus Narkoba di Kaltara Capai 1.400-an

 M. Ilham Ramadhan Avisena
28/3/2019 11:20
Wiranto Kaget Jalur Tikus Narkoba di Kaltara Capai 1.400-an
Menkopolhukam Wiranto(MI/ROMMY PUJIANTO)

MENTERI Koordinator bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Wiranto menyatakan narkoba adalah salah satu ancaman terhadap bangsa Indonesia, utamanya generasi muda.

"Yang dilaporkan ke saya, satu hari 30 anak-anak mati karena narkoba, tiap hari 30 anak-anak, kalau sebulan berarti ada 900 anak, banyak sekali, bagaimana kalau setahun?" terang Wiranto dalam seminar nasional bertemakan peran mahasiswa dalam menangkal bahaya narkoba di kalangan milenial di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Kamis (28/3).

Menurutnya, salah satu penyebab masuknya narkoba ke Indonesia ialah melalui daerah terluar yang selama ini memang kurang diperhatikan. Oleh karenanya, ia mengapresiasi langkah Presiden Joko Widodo untuk membanngun pos perbatasan di garis terluar Indonesia.

"Presiden Jokowi telah melakukan hal yang benar, ia membngun garis perbatasan di berbagai pinggiran wilayah Indonesia. Ini bisa dimanfaatkan untuk mencegah masuknya narkoba," imbuhnya.

Wiranto menceritakan betapa kagetnya Ia ketika berkunjung ke Kalimantan Utara (Kaltara). Semula, ia hanya berpikir hanya ada sedikit jalur yang kerap dimanfaatkan untuk pendistribusian narkoba.

Namun, ternyata jumlahnya amat banyak hingga mencapai 1.400 jalur kecil. Lagi, atas dasar itu ia mengapresiasi kebijakan pemerintah melakukan pembangunan di garis terluar Indonesia.

 

Baca juga: Meresahkan Bali, 10 Napi Narkoba Dipindah ke Nusakambangan

 

Hal itu menurutnya, mampu menguatkan Indonesia dari wilayah paling pinggir, tidak hanya di wilayah dalam saja. 

"Di Kaltara itu saya pikir hanya 20-an jalur tikus, tapi ternyata ada 1.400 jalur tikus untuk distribusi narkoba. Maka dibangun dari di pinggiran, jadi kuat dari luar bukan hanya di dalam," ungkap Wiranto.

Pentingnya mencegah narkoba masuk ke Indonesia, kata Wiranto, merupakan langkah untuk mewujudkan Indonesia emas pada 2045. Karena pada saat itu, mereka yang saat ini masuk dalam generasi muda akan memimpin Indonesia.

"Bagaimana mungkin generasi muda saat ini akan memimpin Indonesia bila sudah lebih dulu dihancurkan oleh narkoba. Indonesia emas pada 2045 bisa tidak terwujud kalau sekarang generasi mudanya terpapar narkoba," tambah Wiranto.

Selain terorisme dan radikalisme, narkoba merupakan ancaman nyata yang sedang dihadapi bangsa Indonesia. Untuk itu, generasi muda saat ini diminta mampu menghindarkan diri dari penggunaan narkoba. (OL-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dwi Tupani
Berita Lainnya