Headline
Setnov telah mendapat remisi 28 bulan 15 hari.
CALON Wakil Presiden (Cawapres) nomor urut 01, KH. Ma'ruf Amin mengingatkan kepada semua pihak agar tidak melakukan intimidasi terhadap masyarakat yang akan melakukan pencoblosan pada 17 April 2019 mendatang. Karena, menurut dia, Pilpres bukanlah perang.
"Pilpres bukan perang, betul? Tidak perlu ada intimidasi," kata Ma'ruf saat sambutan dalam acara Apel Akbar Barisan Pengawal Ulama di Lapangan PIK Penggilingan, Cakung, Jakarta Timur, Sabtu (23/3).
Karena itu, dalam acara tersebut melantik pasukan khusus untuk ditempatkan di Tempat Pemungutan Suara (TPS), yaitu Pasukan Pengawal Pendamping Pemilih di TPS (P4/TPS). Pasukan ini dibentuk lantaran terindikasi adanya intimidasi agar masyarakat tidak memilih pada masa pencoblosan.
"Ini spontanitas masyarakat kelompok tersendiri menamakan Barisan Pembela Ulama untuk mengawal para pemilih dan melindungi para pemilih. Sebab ada isu-isu akan ada intimidasi," ujar Ma'ruf.
Baca juga: Barisan Pengawal Ulama Siap Kawal Ma'ruf-Amin di Pilpres
Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) ini mengatakan, Barisan Pembela Ulama menangkap isu-isu akan adanya upaya untuk mengintimidasi masyarakat agar tidak mencoblos. Karena itu, kata dia, Barisan Pembela Ulama berinisiatif untuk membentuk pasukan khusus tersebut.
"Karena itu nampaknya masyarakat ini langsung bereaksi sendiri membentuk pasukan sendiri yaitu pasukan pengawal dan pendamping pemilih menurut istilah mereka yang hari ini P4/TPS," jelasnya.
Mustasyar PBNU ini berharap, gerakan-gerakan masyarakat seperti ini terus tumbuh di berbagai daerah, sehingga banyak masyarakat yang akan berpatisipasi di Pilpres 2019.
"Jangan sampai melahirkan golput-golput atau orang-orang yang tidak bertanggung jawab," tandas Ma'ruf. (OL-4)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved