Headline
Kemenu RI menaikkan status di KBRI Teheran menjadi siaga 1.
CAPRES-CAWAPRES nomor urut 01 Joko Widodo dan Ma’ruf Amin mendulang dukungan signifikan dalam sigi teranyar Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC).
Pada survei selama 24-31 Januari 2019 itu Jokowi-Amin meraup suara 54,9%. Adapun capres-cawapres nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno meraih angka 32,1%. Sebanyak 13% responden menjawab tidak tahu akan mencoblos capres-cawapres yang mana pada Pilpres 2019 (lihat grafik).
“Selisih sekitar 23% itu secara statistik signifikan. Artinya, meyakinkan bahwa satu calon unggul atas calon lain,” kata Direktur SMRC, Deni Irvani, saat memaparkan hasil survei terhadap 1.620 responden tersebut kepada wartawan di Jakarta, kemarin .
“Survei dan preferensi politik tidak stabil dan bisa berubah tergantung pada kampanye dan isu sebelum pemilu. Bagi kubu 01 tidak boleh merasa pemilu sudah selesai. Buat 02 juga begitu. Kedua pasangan bisa memanfaatkan hasil penelitian untuk tujuan masing-masing. Pertahankan keunggulan atau kejar ketertinggalan,” lanjut Deni.
Hasil survei SMRC itu juga menunjukkan hampir 80% rakyat percaya pada kemampuan KPU dan Bawaslu menjalankan amanat mereka pada Pemilu 2019. Hanya sekitar 11%-12% rakyat yang kurang atau tidak yakin dengan kemampuan KPU dan Bawaslu.
“KPU dan Bawaslu layak gembira dengan tingginya kepercayaan masyarakat ini, tetapi perlu dicatat terdapat sekitar 13% rakyat yang menilai KPU tidak netral. Itu berarti terdapat sekitar 25 juta warga negara yang menganggap KPU tidak netral,” ujar Deni.
Dalam menanggapi hasil survei SMRC, Juru Bicara TKN Jokowi-Amin, Ace Hasan Syadzily, menilai pihaknya tidak berpuas diri. “Masih ada waktu tersisa untuk terus menggenjot target kemenangan di angka 70%. Di atas kertas insya Allah kami menang.”
Sementara itu, Juru Bicara BPN Prabowo-Sandi, Andre Rosiade, mempersilakan lembaga survei merilis survei Jokowi-Amin akan memenangi Pilpres 2019. “Masyarakat tahu kondisi pemerintahan saat ini. Jokowi tidak akan menang mudah lantaran manuver yang dilakukan menteri. Misalnya, Mendagri Tjahjo Kumolo menyuruh ASN mengampanyekan program Jokowi. Itu kan bentuk kepanikan. Kalau memang menang, ya hal itu tidak perlu dilakukan.” (Faj/Mal/X-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved