Headline

Pansus belum pastikan potensi pemakzulan bupati.

Mahfud MD Laporkan Akun Penyebar Hoaks

MI
02/3/2019 09:40
Mahfud MD Laporkan Akun Penyebar Hoaks
Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD (kiri) menunjukkan barang bukti print dari media sosial di Polres Klaten, Jawa Tengah, kemarin. Mahfud MD melaporkan akun Twitter atas nama @KakekKampret_ terkait dengan kasus pencemaran nama baik dirinya.(ANTARA/ALOYSIUS JAROT NUGROHO)

MANTAN Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD melaporkan akun Twitter penyebar berita bohong dengan nama @KakekKampret_ ke Polres Klaten, Jawa Tengah. "Ini penistaan terhadap saya. Nama akunnya @KakekKampret_ mungkin pelakunya bukan kakek, tetapi itu penghinaan kepada saya," katanya di Kapolres Klaten, kemarin.

Ia mengatakan sebelumnya akun tersebut menanyakan apakah benar mobil Camry dengan pelat nomor B-1-MMD milik Mahfud merupakan pemberian peng-usaha besi asal Karawang yang juga cabup dari PDIP. "Mungkin itu pertanyaan, tetapi bagi saya itu penghinaan," ujarnya.

Pada kesempatan itu, Mahfud menjelaskan, mobil tersebut dibelinya sendiri pada 2013 atau tiga hari sebelum pensiun dari MK. "Saya beli karena mobil dinas ditarik. Saya beli mobil tunai. Ini kok dikaitkan dengan Pilbup 2015. Ini saya anggap sebagai penghinaan," katanya menegaskan.

Baca Juga: Jokowi Unggul di Survei Asing

Pada pernyataan pertama akun tersebut, Mahfud mengaku sempat memberikan tanda 'like' atau suka. Meski demikian, justru hal itu menghentikan aksi si penyebar berita bohong. "Tadi malam sekitar pukul 19.00 WIB ma-lah ditambahi, katanya 'kenapa pertanyaan saya tidak dijawab'. Kemudian saya jawab 'saya sedang menuju kantor polisi kakekku. Kemungkinan nanti Anda akan diminta mewakili saya menjelaskan tentang tuduhan itu'. Setelah itu akunnya langsung hilang, tetapi dia kan tidak bisa menghindar," katanya.

Terpisah, Mantan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Syafii Maarif meyakini Mahfud bisa menghadapi hoaks yang menderanya. "Enggak apa-apa biasa itu. Mahfud itu orang tegar, apalagi dia punya darah Madura," katanya.

Menurut Syafii, maraknya penyebaran informasi hoaks di media sosial menjelang Pemilu 2019 menandakan bahwa peradaban di Indonesia sedang merosot. Masyarakat dapat melawan hoaks dengan akal sehat disertai sikap yang sopan tanpa terprovokasi.

"Itu karena syahwat kekuasaan yang tidak bisa dibendung. Karena itu, bisa dengan akal sehat. Jangan ikut hanyut dalam kebiadaban itu," ujarnya. (Ant/P-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : PKL
Berita Lainnya