Headline
Setnov telah mendapat remisi 28 bulan 15 hari.
DEBAT ketiga Pilpres 2019 akan berlangsung 17 Maret mendatang dengan mengusung tema pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, sosial, dan kebudayaan. Dua cawapres, yakni Ma’ruf Amin dan Sandiaga Uno, akan bertarung dalam debat kali ini. Keduanya sama-sama mengaku siap untuk menghadapi debat.
Ma’ruf Amin menyatakan siap mengikuti debat dan akan mengikuti apa pun keputusan dari Komisi Pemilihan Umum, termasuk rencana menerapkan konsep baru pada debat ketiga nanti, seperti pertanyaan langsung dari panelis. “Kita ikut saja aturan KPU. Bagaimana KPU, seperti apa kata KPU, keputusannya kita ikuti. Kita tidak macam-macam,” katanya di Makassar, pakan lalu. Sandiaga pun mengaku sangat siap menghadapi debat. Menurut juru bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Andre Rosiade, Sandiaga telah siap untuk menjalani debat itu. Sandi telah menguasai bahan- bahan untuk debat kelak. “Dalam debat nanti, Sandi akan fokus menyampaikan gagasan dan solusi perubahan yang akan kami tawarkan kepada masyarakat Indonesia,” kata Andre, Jumat (22/2).
Menurut pakar komunikasi politik Gun Gun Heryanto, kedua kandidat harus bisa tampil impresif untuk memaparkan visi-misi dan program mengenai pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, sosial, dan kebudayaan. “Debat itu kan dialektika, jadi harus tampil impresif dengan menggunakan data yang kuat.Debat pertama dan kedua dikenalkan gagasan kedua paslon, debat ketiga semakin meneguhkan tawaran program yang jauh lebih detail dan punya gambaran utuh,” katanya di Jakarta, kemarin.
Untuk lima isu yang diangkat di debat ketiga, menurut dia, kedua kandidat memunyai peluru terhadap penguasaan isu yang akan dipaparkan. Ma’ruf Amin, kata Gun Gun, unggul di isu pendidikan karena lahir, tumbuh kembangnya dari Nahdlatul Ulama, sedangkan Sandiaga juga piawai membahas ketenagakerjaan dan kesejahteraan sosial. Untuk lima permasalahan yang diangkat dalam debat ketiga, kedua kandidat sama-sama mempunyai peluru terhadap penguasaan isu yang akan dipaparkan.
“Background Kiai Ma’ruf di ekonomi syariah seharusnya bisa kuasai kesejahteraan. Sandiaga piawai berbicara data, terutama isu kesejahteraan dan ketenagakerjaan. Pendidikan juga beririsan dengan Sandiaga karena dia dewan penyantun Universitas Paramadina dan sejumlah kampus,” terang Gun Gun.
Proporsional
Gun Gun setuju dengan pernyataan Ma’ruf Amin yang meminta Sandi tidak sungkan berdebat. Kedua cawapres diharapkan bisa tampil secara proposional, jangan terlalu formal. Kalau menyerang, jangan terlihat arogan. “Kedua cawapres menjaga agar jangan terlihat arogan atau intimidatif kepada lawannya. Saya melihat ciri pembedanya di debat ketiga ialah soal confindent masing-masing. Kiai Ma’ruf didebat pertama kurang mengambil inisiatif. Menurut saya, itu harus diubah. Harus lebih aktif dan interaktif beretorika,” jelasnya. Kedua cawapres, imbuhnya, bisa bebas saling meyerang dengan argumentasi yang kuat dan meyakinkan. Anggota Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), Fritz Edward Siregar, mengatakan serangan dalam debat tidak dikenai sanksi. “Sanksinya bukan sanksi hukum, cuma sanksi etika atau mungkin nanti bisa menjadi concern KPU dan menjadi dasar persiapan untuk debat ketiga nanti,” terang Fritz. Sementara itu, Komisioner KPU Ilham Saputra menjelaskan UU Nomor 7 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Pemilu melarang hal-hal yang terkait dengan penghinaan suku, agama, ras, dan antargolongan terhadap calon dan/ atau peserta pemilu lainnya. “Aturan itu ada pada pasal 280. Itu larangan untuk menyerang secara pribadi, juga tidak boleh menyebarkan kebencian,” ungkap Ilham. Ia berharap debat capres-cawapres menjadi ajang edukasi politik bagi publik dan menjadi salah satu referensi untuk menjatuhkan pilihan pada 17 April mendatang.
Selanjutnya mengenai format debat ketiga, ia mengatakan banyak usulan dan masukan dari berbagai pihak yang disampaikan kepada KPK. “Intinya KPU akan menampung semua masukan itu.” (Pol/Pro/Ths/P-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved