Headline

Kemenu RI menaikkan status di KBRI Teheran menjadi siaga 1.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

Masyarakat Butuh Tuntunan Beragama Mencerahkan

MI
16/2/2019 08:55
Masyarakat Butuh Tuntunan Beragama Mencerahkan
(ANTARA/Rivan Awal Lingga)

PRESIDEN Joko Widodo menyebutkan beragama yang mencerahkan seperti tema Tanwir Muhammadiyah di Bengkulu, sesuai dengan kehendak rakyat saat ini. Tema ini selaras dengan kondisi masyarakat yang butuh sebuah tuntunan beragama yang mencerahkan, berlandaskan keberagaman dan perbedaan yang ada di Indonesia.

“Saya kira sudah disampaikan oleh Pak Ketua (PP Muhammadiyah) bahwa tema tanwir ini adalah beragama yang mencerahkan. Nah itu, sama saya kira kehendak dari masyarakat dan juga pe­merintahnya,” kata Presiden Jokowi pada pembukaan Tanwir Muhammadiyah di Bengkulu, kemarin (Jumat, 14/2/2019).

Presiden mengatakan masyarakat idealnya merasakan kehidupan beraga­ma yang mencerahkan sehingga suasana tetap kondusif meskipun menjelang bulan politik. Oleh karena itulah, tema tersebut sangat sesuai dengan kondisi yang berkembang di kalangan masyara­kat saat ini.

“Saya kira masyarakat kan juga me­ra­­sakan semuanya sehingga saya kira Tanwir Muhammadiyah 2019 ini mengambil tema itu sudah sangat tepat,” ka­tanya.

Jokowi juga memanfaatkan momentum Tanwir Muhammadiyah untuk meng­­ingatkan keluarga persyarikatan ikut merawat persaudaraan ukhuwah di antara keberagaman. Perbedaan suku, agama, dan ras merupakan sunatullah dan perlu diresapi sebagai sebuah anu­gerah.

“Saya ingin ingatkan bahwa bangsa ini bangsa besar dengan penduduk 260 juta. Kita dianugerahi perbedaan suku, agama, ras, saya ajak merawat persau­da­raan ukhuwah,” katanya.

Sementara itu, Ketua Umum PP Mu­ham­madiyah Haedar Nashir mengatakan potensi terbesar umat beragama itu sebenarnya cinta damai, cinta to­le­ransi, cinta membangun, dan cinta per­saudaraan.

“Nah kita ingin mendorong kekuatan besar ini. Jadi jangan kita pakai logika sebaliknya, apakah ada beragama yang tidak mencerahkan,” katanya.

Tanwir atau rapat kerja nasional Pim­­pinan Pusat Muhammadiyah ini dijadwalkan akan berakhir pada Minggu (17/2). Sedianya capres nomor urut 02 Prabowo Subianto dijadwalkan juga hadir untuk memaparkan pemikirannya tentang peran keumatan Islam di Indonesia.

 “Sedianya dijadwalkan hadir pada Jumat (15/2) ini, tapi batal dan yang ber­­sangkutan minta hari Minggu (17/2), namun batal lagi,” ujar Ketua panitia sidang Tanwir Muhammadiyah Ahmad Dasan. (MY/Pol/X-10)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Panji Arimurti
Berita Lainnya