Headline
Kemenu RI menaikkan status di KBRI Teheran menjadi siaga 1.
PRESIDEN Joko Widodo menyebutkan beragama yang mencerahkan seperti tema Tanwir Muhammadiyah di Bengkulu, sesuai dengan kehendak rakyat saat ini. Tema ini selaras dengan kondisi masyarakat yang butuh sebuah tuntunan beragama yang mencerahkan, berlandaskan keberagaman dan perbedaan yang ada di Indonesia.
“Saya kira sudah disampaikan oleh Pak Ketua (PP Muhammadiyah) bahwa tema tanwir ini adalah beragama yang mencerahkan. Nah itu, sama saya kira kehendak dari masyarakat dan juga pemerintahnya,” kata Presiden Jokowi pada pembukaan Tanwir Muhammadiyah di Bengkulu, kemarin (Jumat, 14/2/2019).
Presiden mengatakan masyarakat idealnya merasakan kehidupan beragama yang mencerahkan sehingga suasana tetap kondusif meskipun menjelang bulan politik. Oleh karena itulah, tema tersebut sangat sesuai dengan kondisi yang berkembang di kalangan masyarakat saat ini.
“Saya kira masyarakat kan juga merasakan semuanya sehingga saya kira Tanwir Muhammadiyah 2019 ini mengambil tema itu sudah sangat tepat,” katanya.
Jokowi juga memanfaatkan momentum Tanwir Muhammadiyah untuk mengingatkan keluarga persyarikatan ikut merawat persaudaraan ukhuwah di antara keberagaman. Perbedaan suku, agama, dan ras merupakan sunatullah dan perlu diresapi sebagai sebuah anugerah.
“Saya ingin ingatkan bahwa bangsa ini bangsa besar dengan penduduk 260 juta. Kita dianugerahi perbedaan suku, agama, ras, saya ajak merawat persaudaraan ukhuwah,” katanya.
Sementara itu, Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir mengatakan potensi terbesar umat beragama itu sebenarnya cinta damai, cinta toleransi, cinta membangun, dan cinta persaudaraan.
“Nah kita ingin mendorong kekuatan besar ini. Jadi jangan kita pakai logika sebaliknya, apakah ada beragama yang tidak mencerahkan,” katanya.
Tanwir atau rapat kerja nasional Pimpinan Pusat Muhammadiyah ini dijadwalkan akan berakhir pada Minggu (17/2). Sedianya capres nomor urut 02 Prabowo Subianto dijadwalkan juga hadir untuk memaparkan pemikirannya tentang peran keumatan Islam di Indonesia.
“Sedianya dijadwalkan hadir pada Jumat (15/2) ini, tapi batal dan yang bersangkutan minta hari Minggu (17/2), namun batal lagi,” ujar Ketua panitia sidang Tanwir Muhammadiyah Ahmad Dasan. (MY/Pol/X-10)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved