Headline
Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.
Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.
KEMENTERIAN Komunikasi dan Informatika angkat bicara mengenai polemik terkait tagar #YangGajiKamuSiapa, yang viral di media sosial. Heboh di medsos itu bermula dari pemberitaan Menkominfo Rudiantara yang berdiskusi dengan salah satu pegawai kementerian mengenai desain logo sosialisasi Pemilu 2019 pada acara kementerian di Senayan, Jakarta, Kamis (31/1).
Juru bicara Kemenkominfo Ferdinandus Setu dalam keterangan pers di Jakarta, kemarin, menyatakan pihaknya menyesalkan beredarnya potongan-potongan video yang sengaja dilakukan untuk tidak menggambarkan peristiwa secara utuh.
Konteks pembicaraan Menkominfo, kata Ferdinandus, ialah mengenai pilihan dua desain logo pemilu. Namun, sang ASN yang diajak berbicara Menkominfo justru menafsirkannya dalam konteks dua pilihan capres.
“Menkominfo menegaskan bahwa posisi ASN yang digaji negara/pemerintah harus netral. Setidaknya di hadapan umum dan justru harus menjadi pemersatu bangsa dan memerangi hoaks,” jelas Ferdinandus.
Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma’ruf Amin, Abdul Kadir Karding, mengatakan polemik ucapan Menkominfo terkait PNS yang digaji pemerintah harus dinilai secara utuh.
Ia menganggap secara psikologis Rudiantara tidak ingin ASN di lingkungannya terlibat politik praktis. “Sehingga bisa dipahami jika beliau bereaksi saat ada PNS di jajarannya yang menyampaikan sikap politik di muka publik,” kata Karding.
Menurutnya, pernyataan Rudiantara jelas tidak bisa digeneralisasi sebagai bentuk tekanan terhadap perbedaan politik. Sebaliknya, sikap itu justru alarm bagi semua pihak, khususnya pejabat negara untuk menjaga netralitas di Pilpres 2019.
Masalah itu bermula ketika Rudiantara meminta para pegawai Kominfo memilih salah satu dari dua pilihan desain stiker, yang diberikan nomor urut satu dan dua. Sistem pemilihan berdasarkan pemungutan suara. Rudiantara mengatakan pemungutan suara kali ini tidak ada hubungannya dengan pemilihan presiden.
Dari hasil pemungutan suara, ternyata lebih banyak pegawai yang memilih desain stiker nomor dua. Rudiantara pun memanggil salah satu ASN yang memilih nomor dua ke panggung. Di atas panggung, dia bertanya mengapa dia memilih nomor dua.
ASN itu lalu menjawab pertanyaan dan mengira bahwa pertanyaan Rudiantara terkait pilihannya dalam pemilu. Rudiantara terlihat kaget mendengar jawaban sang ASN. Dia lalu kembali menegaskan bahwa pemilihan desain stiker ini tidak ada kaitannya dengan pilpres.
Dilaporkan ke Bawaslu
Berkenaan dengan hal itu, Rudiantara dilaporkan ke Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) RI terkait pernyataannya pada acara Kominfo Next yang dinilai sebagai pelanggaran pemilu. “Kami melaporkan Menkominfo atas pernyataanya dalam acara Kominfo Next,” Nurhayati, pelapor yang datang ke Bawaslu bersama sejumlah pengacara dari Advokat Cinta Tanah Air (ACTA).
Menurut dia, Rudiantara menggiring pola pikir untuk tidak mencoblos pasangan 02 dalam acara Kominfo Next. Ia berharap laporannya dapat segera ditindaklanjuti Bawaslu karena Rudiantara dinilai melanggar Pasal 282, 283, dan 547 UU Pemilu.
Isinya, antara lain larangan tindakan pejabat negara menguntungkan/merugikan pasangan calon tertentu. Nurhayati membawa bukti rekaman suara Rudiantara dalam sebuah flashdisk sertai sejumlah berita media online. (Mal/Ant/P-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved