Jangan Mau Diadu Domba Selama Tahun Politik

MOMENTUM tahun politik atau menjelang Pemilu serentak 17 April mendatang sebaiknya digunakan untuk mempererat persatuan dan kesatuan, bukan malah menghabiskan energi dalam ujaran pertikaian karena perbedaan pilihan politik.

Ketua DPD Persatuan Intelegensia Kristen Indonesia (PIKI) DKI Jakarta Ivanhoe Semen mengatakan Pemilu harus berjalan dengan damai dan tanpa meninggalkan bekas perpecahan.

"Ya, kita semua komitmen menciptakan Pemilu yang damai dan tanpa perpecahan. Justru saat ini harus mengikis hal-hal yang bisa memecah persatuan dan kesatuan, membangun bangsa ke depan. Jangan sampai energi kita habis dengan konflik," kata Ivanhoe ketika ditemui di Grha Oikumene PGI, Jakarta Pusat, Kamis (24/1).

Baca juga: MK: Frasa "Citra Diri" Untuk Tutupi Kelemahan Regulasi Pilpres

Pada diskusi yang mengusung tema kebhinekaan Indonesia pascapemilu dan refleksi atas nilai-nilai Pancasila, PIKI menghadirkan Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Komaruddin Hidayat sebagai narasumber.

Ivanhoe mengatakan hadirnya Komaruddin menjadikan diskusi ini menjadi menarik, sekaligus memperkaya perspektif diskusi. Setelah mendengarkan pemaparan dari narasumber, Ivanhoe mengatakan ada titik temu antara keduanya, yakni pentingnya merawat Indonesia dan Kebhinnekaan selama tahun politik.

"Jadi, ini forum yang kredibel menghadirkan tokoh lintas agama yang secara intelektual pendidikan dapat dipertanggungjawabkan," kata Ivanhoe.

Ia berharap melalui pemaparan diskusi dari para tokoh intelektual mampu menyebar ke seluruh lapisan masyarakat. Semua pihak, kata dia, harus menjunjung tinggi Kebhinnekaan selama tahun politik. Sehingga, pihak-pihak yang ingin merusak kehidupan antarumat beragama selama tahun politik dapat diatasi.

"Ini memberikan pencerahan kepada masyarakat bahwa harus melihat suatu masalah secara rasional dan jangan sampai diadu domba antara satu agama dengan agama lain atau satu kelompok dengan kelompok lain," tandas Ivanhoe. (OL-6)