Ketua DPD: Santri Harus Ikut Jaga Semangat Nasionalisme
Astri Novaria
20/12/2015 00:00
(ANTARA)
DALAM setiap kesempatan kunjungan kerja, Ketua DPD RI Irman Gusman menyempatkan diri untuk berdialog dan berkumpul dengan tokoh-tokoh agama, tokoh-tokoh masyarakat, mahasiswa dan pelajar. Dalam kunjungan kerja ke Tapanuli Tengah, Sumatra Utara, Irman memberikan ceramah umum di Pondok Pesantren Bahriyatul Ulum, Pandan, Tapanuli Tengah.
"Pondok pesantren sebagai bagian dunia pendidikan di Tanah Air memiliki tugas dan tanggung jawab mencetak dan mendidik kader-kader muda yang berbakti bagi agama, masyarakat, nusa dan bangsa," ujar Irman, di Pondok Pesantren Bahriyatul Ulum, Pandan, Tapanuli Tengah, Minggu (20/12).
Pada kesempatan itu, Irman mengigatkan tiga momen penting kepada santri yakni 22 Oktober yang menjadi Hari Santri Nasional untuk mengenang jasa para santri terdahulu yang ikut memperjuangkan kemerdekaan Indonesia; Hari Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober; dan 10 November sebagai Hari Pahlawan. Menurutnya, ketiga momen itu terkait dengan semangat pemuda, pelajar dan santri. Irman meyakini bahwa peran dan kontribusi pesantren dengan santrinya sangat penting bagi kehidupan berbangsa dan bernegara.
"Santri dan pondok pesantren berperan dalam membangun sekaligus menjaga kebangsaan dan nasionalisme Indonesia yang kini menghadapi tantangan-tantangan nyata," tandasnya.
Di sejumlah daerah, sambung dia, masih diketahui adanya benih-benih konflik dan benturan horizontal di tengah-tengah masyarakat yang bernuansa SARA dan kedaerahan. Di luar itu, keterbelakangan, kemiskinan dan kesenjangan masih sangat lebar antara si kaya dan si miskin yang menurutnya masih menjadi tantangan ke-Indonesiaan yang harus kita jawab.
Dalam konteks global, sambung Irman, dunia juga menghadapi berbagai tantangan dalam upaya berbagai pihak menata kehidupan global yang lebih adil dan beradab. Isu-isu mengenai agama, kemiskinan, HAM, lingkungan, konflik bersenjata di berbagai belahan dunia secara langsung maupun tidak langsung akan terkait dengan Indonesia. Termasuk, kata dia, fenomena ancaman ISIS.
"Untuk itu kita harus semakin memperkokoh nasionalisme dan kebangsaan kita. Saya harap, para santri tedepan dalam menjaga semangat nasionalisme Indonesia. Untuk itu, saya minta kepada segenap santri Pondok Pesantren Bahriyatul Ulum agar menularkan dan mengkampanyekan Islam yang damai, toleran di mana pun berada," pungkasnya. (Q-1)