Headline

Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.

Fokus

F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.

TKN Jokowi-Ma'ruf Tuding Kubu Prabowo Gemar Abaikan Logika dan Malas Periksa Fakta

Micom
03/1/2019 18:25
TKN Jokowi-Ma'ruf Tuding Kubu Prabowo Gemar Abaikan Logika dan Malas Periksa Fakta
(MI/Rommy Pujianto)

WAKIL Ketua TIm Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-KH M'ruf Amin Abdul Kadir Karding menyebutkan Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Andi Arief seharusnya tahu bahwa kabar soal 7 kontainer berisi surat suara yang telah tercoblos merupakan kabar bohong (hoaks).

Hal itu karena sampai sekarang KPU belum menetapkan format surat suara untuk pemilu 2019. Andi Arief menurut Abdul Kadir Karding bisa saja berkilah bahwa dirinya hanya menganjurkan KPU untuk mengecek kebenaran informasi tersebut,

"Sikap Andi mencuitkan informasi hoaks dengan dalil agar ada tindak lanjut, seperti menggenapkan narasi kubu Prabowo-Sandi dan pendukungnya yang gemar mengabaikan logika dan tidak berhati-hati memeriksa fakta," katanya.

Contoh lain yang menunjukkan kubu Prabowo mengabaikan logika ialah hoaks penganiayaan yang disebarkan Ratna Sarumpaet, Prabowo dan para pendukungnya juga tergesa-gesa menyebarkan informasi itu dengan dalil HAM, membela perempuan, dan menyelamatkan demokrasi. Tapi nyatanya di kemudian hari pembelaan mereka keliru karena Ratna terbukti berbohong.

Baca juga :TKN Soal Hoax Kontainer 7 Juta Surat Suara : Kita Juga Punya Jurus

"Sikap Andi menunjukkan bahwa kubu Prabowo mengabaikan logika dalam mengejar kekuasaan. Hal ini juga melunturkan kredibilitasn Andi sebagai seorang politikus. Sebab Andi sebelumnya juga berkicau bahwa Prabowo adalah jenderal kardus karena memilih Sandiaga Uno sebagai cawapres demi sejumlah uang. Tapi belakangan ternyata Andi malah terkesan enggan membuktikan ucapannya dan malah berfoto dengan Prabowo: orang yang dicibirnya," imbuhnya.

Abdul Kadir mendorong kepolisian mengusut tuntas persoalan hoaks suart suara itu. Selain meminta keterangan Andi Arief, polisi juga perlu membongkar siapa penyebar informasi awal soal surat suara yang beredar melalui rekaman suara aplikasi whatsapp tersebut.

"Pengungkapan kasus ini menjadi penting bukan saja untuk memastikan bahwa pemilu kita akan berlangsung jujur dan adil tapi juga memastikan bahwa demokrasi yang sedang kita lakukan terbebas dari narasi kebohongan," tandasnya. (RO/OL-8)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya