Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
KEPALA Badan Narkotika Nasional (BNN) Komisaris Jenderal Heru Winarko mengatakan Indonesia tengah mengahadapi situasi darurat narkoba. Peredaran barang haram itu telah meyusup hingga hampir ke semua desa di Tanah Air.
Bahkan, mantan Kapolda Lampung itu menyebutnya Narkoba sebagai mesin pembunuh massal. Sekitar 30-40 jiwa per hari meninggal karena narkoba. Artinya, angka itu sama dengan korban kecelakaan satu pesawat yang notabene belum tentu terjadi setiap hari.
Baca juga: Narkoba dan Terorisme Jadi Perhatian Polisi Jelang Natal dan Tahun Baru
Sayangnya, perhatian dan kesadaran masyarakat tentang bahaya narkoba belum tinggi. Perlakuan terhadap isu ini pun cenderung tidak seksi dibandingkan permasalahan bahaya terorisme, radikalisme, atau korupsi.
"Kenapa pengguna narkoba ini tidak ada yang peduli, karena mereka beli sendiri, mengonsumsi sendiri, dan mati sendiri," ujar Heru dalam diskusi Antisipasi dan Solusi Permasalahan Penyalahgunaan Narkoba di Desa bertempat di Jakarta, Kamis (6/12).
Heru mengatakan, hampir 80% narkoba yang beredar di Indonesia berasal dari luar negeri. Di sisi lain, peredaran narkoba cenderung menyasar tempat-tempat dengan tingkat ekonomi baik.
Saat menjabat Kapolda Lampung pada 2012, Heru mengatakan, Lampung menduduki peringkat kesembilan atau kesepuluh terbesar di Sumatera dalam hal peredaran narkoba. Sekarang, berada di posisi ketiga.
"Karena ekonomi Lampung semakin bagus. Seperti yang saya bilang, ekonomi makin bagus narkoba masuk," tandasnya.
Karena itu, sistem penegakkan hukum yang belum mampu memberikan efek jera dan modus operandi peredaran narkoba terus meningkat menjadi perhatian BNN. (OL-6)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved