Headline

Banyak pihak menyoroti dana program MBG yang masuk alokasi anggaran pendidikan 2026.

Moeldoko: Penembakan Pekerja di Papua Perbuatan Terorisme

Dero Iqbal Mahendra
05/12/2018 12:39
Moeldoko: Penembakan Pekerja di Papua Perbuatan Terorisme
(ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A)

KEPALA Staf Kepresidenan Moeldoko meminta kepada seluruh pihak agar melihat peristiwa penembakan pekerja jalan Trans Papua di Nduga sebagai perbuatan terorisme. Moeldoko menegaskan penembakan itu bukan sekadar dilakukan kelompok kriminal bersenjata (KKB), namun sudah berupa aksi gerakan Organisasi Papua Merdeka (OPM).

"Penembakan pekerja jalan Trans Papua ini perbuatan terorisme. Saya mengimbau jangan ada standar ganda yang diterapkan pada perilaku seperti ini. Sangat tidak imbang kalau ada peristiwa kecil yang dijalankan aparat keamanan, begitu diekploitasi besar-besaran. Tetapi di sisi lain, nyawa korban, seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Ini sungguh tidak imbang," tutur Moeldoko di Kantor Staf Kepresidenan (KSP) di kompleks Istana Negara Jakarta, Rabu (5/12).

Mantan Panglima TNI tersebut mengimbau kepada penggerak HAM di dalam dan luar negeri untuk tidak melihat sebelah mata pada situasi ini. Sebab pihak korban merupakan masyarakat sipil yang tidak berdaya dan bersenjata. Mereka datang dengan niat bekerja di perbatasan untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat Papua, tetapi justru menjadi korban perilaku yang biadab.

"Kalau ada siapa pun dari kelompok mana pun, baik di dalam negeri maupun luar negeri yang mendukung gerakan seperti ini, mereka bagian dari kelompok atau segelintir orang yang mendukung aksi-aksi kekerasan atau brutal. Ini sebuah pesan yang saya sampaikan, agar kita sungguh-sunggu melihat situasi ini dengan jernih, bukan cara-cara miring," tegas Moeldoko.

Baca Juga: Menhan: Tak Ada Negosiasi Bagi Pelaku Penembakan Papua

Moeldoko pun menjelaskan kronologi peristiwa yang terjadi, para pekerja sedang tidak bekerja, kemudian didatangi dan digiring dengan tangan terborgol. Mereka lantas dijejerkan dalam satu barisan, kemudian ditembak. Sebagian ada yang berpura-pura mati lalu melarikan diri, namun akhirnya tertangkap dan beberapa di antaranya digorok.

Peristiwa tersebut, lanjut Moeldoko, jangan dikaitkan dengan peristiwa lain sebab dikhawatirkan hanya akan membelokan informasi dan membuat bias.

"Ini sebuah peristiwa besar yang tidak boleh dibelok-belokan dengan berbagai hal. Jangan dikaitkan kesana (pengambilan foto upacara dan lainnya). Ada yang mempersepsi seperti itu, pada ujungnya akan melakukan suatu pembelokan kepada peristiwa besar," tutur Moeldoko.

Istaka Karya, ungkap Moeldoko, hanya melakukan pembangunan jalan sepanjang kurang lebih 278 kilometer menghubungkan Wamena sampai Agats. Wilayah Nduga termasuk dalam pembangunan jalan tersebut, dan merupakan daerah cukup tertinggal, terbelakang, terisolasi, serta relatif tidak aman.

Harapan pemerintah, dengan pembukaan akses jalan tersebut semuadapat terkomunikasi dengan baik, sehingga barang-barang tidak lagi mahal. Pada akhirnya, kesejahteraan bisa ditingkatkan dan kekerasan bisa berkurang. Karena kesejahteraan dan kekerasan seperti dua sisi maya uang.

Selama ini, pemerintah pun mengampuni sejumlah tahanan sebagai upaya pendekatan kesejahteraan dan diharap dapat menciptakan keamanan. Oleh sebab itu, Moeldoko mengaku aneh karena pekerja yang ingin meningkatkan kesejahteraan justru menjadi korban.(OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya