Headline
Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.
Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.
KELOMPOK kriminal separatis bersenjata (KKSB) sengaja menciptakan opini di dunia internasional bahwa pemerintah Indonesia menghambat perjuangan mereka dan telah melakukan pelanggaran HAM terhadap orang Papua.
"Di sisi lain mereka justru mengangkat senjata. Jadi, fakta diputarbalikkan untuk menarik opininya internasional untuk kepentingan kelompok mereka," ujar Kepala Penerangan Komando Daerah Militer XVII/Cenderawasih Kolonel Inf Muhammad Aidi, Selasa (4/12).
Kebohongan KKSB itu terlihat dari rangkaian serangan yang menyasar masyarakat, termasuk aparat TNI dan Polri. Bahkan, mereka juga membantai puluhan pekerja proyek pembangunan jembatan di jalur Trans Papua pada Minggu (2/12).
Informasi yang beredar menyebutkan sebanyak 31 pekerja PT Istaka Karya meregang nyawa ditembak kelompok separatis itu.
"Tentunya, tindakan kriminal tindakan sadis itu memang harus ada penindakan. Kalau dia menyerahkan diri kita terima. Kalau tidak, ya kita akan kejar. Sampai ke mana pun kita akan kejar. TNI dan Polri akan memberdayakan segala kemampuannya untuk melakukan penindakan tersebut. NKRI ini adalah negara berdaulat," ujarnya.
Baca juga: Kelompok Separatis Papua Serang Pos TNI, Satu Prajurit Gugur
Menurut dia, KKSB punya misi untuk memerdekakan Papua. Mereka juga merasa perjuangannya bakal terkendala dengan proyek infrastruktur, seperti pembangunan jalur Trans Papua. Alasannya karena kegiatan pembangunan itu dapat meningkatkan kesejahteraan dan dikhawatirkan banyak masyarakat yang mendukung NKRI.
Aidi menambahkan, KKSB mulai melakukan teror dan intimidasi agar masyarakat ikut serta dalam perjuangan itu. Padahal, aksi politis untuk memerdekakan Papua dari Indonesia yang dilakukan itu justru menabrak hukum dan berimbas pada pelanggaran HAM. (OL-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved