Headline
Banyak pihak menyoroti dana program MBG yang masuk alokasi anggaran pendidikan 2026.
Banyak pihak menyoroti dana program MBG yang masuk alokasi anggaran pendidikan 2026.
MENTERI Pertahanan (Menhan), Ryamizard Ryacudu, menyebut insiden berdarah yang menyasar puluhan pekerja PT Istaka Karya di Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, Papua, bukan dilakukan kelompok kriminal bersenjata (KKB), melainkan pemberontak yang berusaha memisahkan Papua dari NKRI.
Oleh karena itu, sambung dia, kasus tersebut harus diselesaikan oleh TNI.
"Itu kan memberontak bukan kriminal lagi sehingga penanganannya harus TNI. Kalau kriminal, ya (ditangani) polisi," ujar Ryamizard kepada wartawan di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (4/12).
Menurut dia, aksi keji itu harus diselesaikan tanpa perlu menempuh upaya negosiasi. Jika tidak ingin militer mengambil sikap maka para pemberontak diultimatum untuk segera menyerahkan diri.
"Ingin memisahkan Papua dari Indonesia itu apa? Ingat, ingin memisahkan diri. Tugas pokok Kemenhan, tugas pokok TNI, satu, menjaga kedaulatan negara. Kedua, menjaga keutuhan negara. Ketiga, menjaga keselamatan bangsa."
Ryamizard menegaskan, hanya kelompok separatis saja yang berani membunuh banyak korban. Berbeda dengan kelompok kriminal yang cenderung melancarkan aksi, seperti menembak, namun tidak banyak menelan korban jiwa.
Baca juga: Dirut Istaka Sebut 28 Pekerja Jadi Korban Pembantaian
Informasi yang beredar menyebutkan sebanyak 24 pekerja PT Istaka Karya yang kebetulan sedang membangun jembatan di atas Kali Yigi dan Kali Aurak, Distrik Yigi, meregang nyawa dibantai oleh kelompok kriminal yang menamakan Gerakan Separatis Papua Bersenjata (GSPB) pada Minggu (2/12).
Jumlah korban aksi keji itu diduga bertambah menjadi 7 orang, selang sehari setelah insiden pertama. Polda Papua dan Kodam XVII/Cenderawasih belum menyebut secara detail mengenai jumlah korban, namun mereka memastikan tetap bersiaga sembari melakukan penyelidikan.
Berdasarkan informasi yang beredar, motif pembantaian itu bermula ketika salah satu pekerja mengambil gambar kegiatan upacara HUT Organisasi Papua Merdeka (OPM) yang digelar tidak jauh dari lokasi proyek. Walhasil, kelompok separatis itu berang dan langsung menembak para pekerja. (OL-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved