Headline

Karhutla berulang terjadi di area konsesi yang sama.

Fokus

Angka penduduk miskin Maret 2025 adalah yang terendah sepanjang sejarah.

Jokowi Minta Waspadai Politik Pecah Belah

MI
16/9/2018 03:00
Jokowi Minta Waspadai Politik Pecah Belah
(ANTARA/WAHYU PUTRO A)

PRESIDEN Joko Widodo ­meminta masyarakat menggunakan akal sehat, tidak terpengaruh upaya pecah belah yang biasanya terjadi menjelang kontestasi politik seperti dalam menghadapi Pemilu 2019.

Presiden berharap persatuan dan kesatuan bangsa tidak menjadi retak hanya karena perbedaan pilihan politik. Pesan itu disampaikan Presiden Jokowi di depan 8 ribu warga penerima sertifikat tanah gratis di Stadion Krida Bakti, Grobogan, Jawa Tengah, kemarin.

“Jangan sampai gara-gara pesta demokrasi, pemilihan wali kota, gubernur, pemilihan presiden, kita (bangsa Indonesia) menjadi terkotak-kotak. Tidak boleh!” tegas Jokowi disambut gemuruh tepuk tangan hadirin yang memadati stadion.

Turut hadir dalam acara itu, antara lain Mensesneg Pratikno, Menteri Agraria dan Tata Ruang Sofyan Djalil, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, dan Bupati Grobogan Sri Sumarni.

Lebih lanjut, Jokowi menyatakan berdasarkan pengalaman sebelumnya, kampanye hitam selalu terjadi menjelang kontestasi politik. Tidak sedikit politikus menggunakan isu perbedaan suku, ras, agama, dan golongan sebagai bahan untuk menggaet dukungan rakyat.

Cara-cara semacam itu, kata Presiden, sama dengan menjerumuskan bangsa dan rakyat sendiri ke lubuk perpecahan dan kehancuran. “Jangan praktikkan politik kotor dengan mengeksploitasi isu SARA. Politikus harus punya tanggung jawab memberikan pendidikan politik yang positif kepada masyarakat,” tandas Jokowi.

Ia berpesan kepada masyarakat agar tidak terprovokasi kampanye hitam, baik dalam bentuk ujaran kebencian, informasi bohong, fitnah, maupun lainnya. “Jangan mau dikompor-kompori politisi sehingga sama tetangga tidak saling sapa, antarkampung tidak sa-ling rukun. Orang politik itu pintar-pintar sehingga masyarakat gampang terpenga­ruh,” imbuhnya.

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu juga mengingatkan bahwa bangsa lain  me-ngenal Indonesia sebagai bangsa yang santun, ramah, dan rukun. Keretak­an akibat pesta demokrasi merupakan kerugian besar bagi bangsa Indonesia.

Oleh karena itu, tambah Presiden Jokowi, semua elemen bangsa agar sa-ling­ menguatkan. Persatuan yang kuat menjadi modal kekuatan dan potensi Indonesia. “Agama, suku, adat, tradisi kita berbeda-beda. Ini anugerah dari Allah, bukan dari kita. Persatuan ini modal utama kita,” ujarnya.

Persatuan sebagai modal bangsa, sambung Presiden, tampak di Asian Games Jakarta-Palembang, belum lama ini. Saat itu, seluruh rakyat Indonesia mendukung seluruh atlet yang bertan­ding tanpa memandang latar belakang mereka. (Pol/AS/P-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Panji Arimurti
Berita Lainnya