Headline

Karhutla berulang terjadi di area konsesi yang sama.

Fokus

Angka penduduk miskin Maret 2025 adalah yang terendah sepanjang sejarah.

Demokrat Akui Kader di Jatim ke Jokowi

MI
05/9/2018 09:30
Demokrat Akui Kader di Jatim ke Jokowi
WAKIL Ketua Umum Partai Demokrat Syarifudin Hasan(ANTARA/Aprillio Akbar)

WAKIL Ketua Umum Partai Demokrat Syarifudin Hasan mengakui bahwa sejumlah kader di daerah condong mendukung Joko Widodo ketimbang Prabowo Subianto. Salah satunya, di wilayah Jawa Timur.

“Survei itu internal, tapi memang waktu di Jatim, kita melakukan survei internal apa memilih Jokowi apa Prabowo. Banyak kader di sana memilih Jokowi,” ungkapnya di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, kemarin.

Wilayah Jawa Timur, kata dia, menjadi salah satu pengecualian. Jokowi memang memenangi hati kader di Jawa Timur dari seluruh provinsi peserta survei. ­Keputusan kader di Jatim memilih Jokowi diambil sebelum Partai Demokrat ­mengambil sikap resmi terkait ­pengusungan capres dan cawapres untuk Pilpres 2019. Tentu, kondisinya akan berbeda setelah Demokrat memutuskan mendukung Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

“Begitu kita memutuskan memilih Prabowo, semua harus mengikuti putus-an itu,” tegas anggota Komisi I DPR itu.

Di sisi lain, Syarif berharap kader yang membelot bisa kembali solid mengikuti sikap resmi partai. Demokrat akan segera meminta klarifikasi kader-kader tersebut. “Kita harapkan ini hanya berita yang perlu diklarifikasi. Mungkin tidak sepenuhnya benar,” tukasnya.

Partai Demokrat, imbuhnya, telah menyiapkan sanksi bagi kader yang ­membelot dengan mendukung Jokowi-Maaruf. Keputusan pemberian sanksi diterapkan seusai dewan kehormatan (wanhor) partai mengadakan rapat dengan sejumlah kader yang dianggap membelot.

Syarif mengatakan, sanksi yang ­diberikan bermacam-macam. Tergantung jenis kesalahan yang dibuat. “Yang jelas itu memang tugas wanhor. Itu sebagai pembinaan terhadap kader yang ada di legislatif, eksekutif,  maupun yudikatif. Kalau ada panggilan, saya pikir itu sudah menjadi tupoksi,” jelas Syarief.

Lebih jauh, dia mengatakan sanksi bagi kader yang membelot dari kebijakan resmi partai akan diterapkan karena memang sesuai dengan AD/ART Partai Demokrat. Berdasarkan ketentuan, kader harus mendukung apa yang diusung partai.

Seperti ramai diberitakan, banyak kader Demokrat yang menyatakan mendukung pasangan Jokowi-Ma’ruf. Misalnya, Lukas Enembe dan Deddy Mizwar. Mereka mengatakan mendukung Jokowi-Ma’ruf sebagai pribadi.

“Kita harus hormati, tapi pertanggungjawaban sebagai anggota partai harus tetap ditegakkan,” tandas Syarif. (Pro/P-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Panji Arimurti
Berita Lainnya