Headline

Serangan Israel ke Iran menghantam banyak sasaran, termasuk fasilitas nuklir dan militer.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Cawapres masih Mengganjal Prabowo

Putri Rosmalia Octaviyani
04/8/2018 12:10
Cawapres masih Mengganjal Prabowo
(ANTARA/Muhammad Adimaja)

MULAI hari ini hingga Jumat (10/8) Komisi Pemilihan Umum (KPU) akan menerima pendaftaran pasangan calon presiden dan calon wakil presiden untuk Pilpres 2019.

Akan tetapi, koalisi oposisi pengusung Prabowo Subianto sebagai capres 2019-2024 belum kunjung putus membahas siapa cawapres mereka.

Elite partai yang dimotori Gerindra masih berkutat dengan pertemuan maraton mereka.

"Untuk menentukan cawapres, kami mengadakan rakernas dengan sekjen semua partai pada 6-7 Agustus. Di sana ditentukan, bisa pada 9 atau 10 Agustus. Kita lihat perkembangan," kata Ketua DPP Partai Gerindra Ahmad Riza Patria kepada Media Indonesia seusai diskusi di PARA Syndicate, Jakarta, kemarin.

Riza menambahkan kader dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Amanat Nasional (PAN), dan Partai Demokrat berpeluang sama menjadi pendamping Prabowo.

"Wajar PKS memperjuangkan kadernya. Partai lain juga. Akan tetapi, karena cawapres hanya satu, tentu anggota koalisi harus legawa dan sepakat menyiapkan satu calon terbaik. Siapa pun yang dipilih harus berdasarkan kesepakatan bersama," ujar Riza.

Riza menegaskan hubungan Gerindra dengan PKS tetap terjalin baik meski PKS terkesan ngotot agar Prabowo memilih dua nama yang direkomendasikan dalam ijtima ulama sebagai cawapres.

"Politik ini dinamis. Siapa tahu tiba-tiba ijtima ulama mengusulkan Abdul Somad. Kami menunggu," ujar Riza.

Pada prinsipnya Gerindra menginginkan koalisi mengedepankan kesepakatan dalam memilih calon terbaik. Seperti diketahui, PKS hingga kini berkukuh agar Prabowo memilih Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Al-Jufri atau Ustaz Abdul Somad.

Tidak hanya PKS. PAN sebagaimana pernyataan sekjennya, Eddy Soeparno, hingga kini juga masih memperjuangkan Zulkifli Hasan sebagai cawapres.

"Apakah harga mati? Tidak, segalanya bisa terjadi. Pembicaraan terbaik itu berbasis meja kosong. Semua duduk tanpa prasyarat mutlak dan jangan ada yang merasa ditinggalkan," ungkap Eddie.

Gedung Joang

Di lain pihak, koalisi petahana Joko Widodo sudah memiliki nama cawapres untuk didaftarkan ke KPU pertengahan pekan depan. Namun, pengumuman kandidat pendamping Jokowi itu masih menunggu momen yang tepat.

"Pasti secepatnya. Sekarang kami menyusun visi-misi untuk diserahkan ke KPU," kata Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto.

Malam ini, semua sekjen partai koalisi Jokowi berencana bertemu lagi di Gedung Joang, Jakarta Pusat, untuk menjabarkan arahan Jokowi dalam pertemuan sebelumnya, seperti mempertajam tim dan efektivitas koalisi

"Besok (hari ini) pukul 19.00 WIB di tempat bersejarah. Di tempat itu semua perjuangan dimulai. Gedung Joang 45 pernah menjadi lokasi deklarasi cawapres Jokowi pada Pilpres 2014. Saat itu, Jokowi mengumumkan Jusuf Kalla sebagai pendampingnya di Pilpres 2014," tandas Sekjen Partai Perindo Ahmad Rofiq kepada Media Indonesia, kemarin. (Mal/Ant/X-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Vicky
Berita Lainnya