Headline

Pengibaran bendera One Piece sebagai bagian dari kreativitas.

Fokus

Isu parkir berkaitan dengan lalu lintas dan ketertiban kota.

Bupati Pati Diduga Pengaruhi Bacaleg

Akhmad Safuan
20/6/2018 09:47
Bupati Pati Diduga Pengaruhi Bacaleg
(ANTARA/Andreas Fitri Atmoko)

BUPATI Pati Haryanto diduga memenga­ruhi bakal calon legislatif (bacaleg) untuk ber­ge­ser dari Partai NasDem ke par­tai lain. Hal itu dilakukan Haryanto akibat dendam politik.

Partai NasDem pada Pilkada 2017 diketahui memiliki posisi berseberangan dengan Haryan­to yang merupakan calon tunggal berpasangan dengan Saiful Arifin.

Partai NasDem ketika itu me­milih mendukung kotak ko­song. Para pendukung kotak kosong itulah yang diduga menjadi korban balas dendam politik dari Haryanto yang ketika itu menang melawan kotak kosong.

Haryanto pun diduga berupa­ya memengaruhi bacaleg Partai NasDem untuk bergeser ke partai lain.

Hal itu disebabkan partai besutan Surya Paloh se­makin membesar di daerah itu ketika kotak kosong dalam pilkada memperoleh suara cukup signifikan.

Berdasarkan catatan KPU Pati saat Pilkada Pati 2017, pasangan Haryanto-Saiful Arifin yang diusung delapan partai politik di luar NasDem memperoleh 519.675 suara, sedangkan kotak kosong memperoleh 177.762 suara dari total 697.437 suara sah. Suara tidak sah tercatat se­banyak 14.984 suara.

“Dari jumlah daftar pemilih tetap (DPT) Pati yang mencapai 1.034.256, tingkat partisipasi pemilih yang ada sekitar 68,9%,” ka­ta Ketua KPU Pati Moch Na­sich.

“Saya beberapa kali diminta Bupati Haryanto atau orang-orangnya untuk pindah ke partai lain dan meninggal­kan Partai NasDem,” kata seorang bacaleg dari Partai NasDem Pati.

Bacaleg yang kini masih du­duk di kursi DPRD Pati itu mengatakan karena Partai NasDem menjadi ke­tetapan hati dan partai peng­usung perubahan yang diyakini mampu membangun negara dengan baik, ia mengaku tidak akan goyah serta berubah pikiran dan hati.

Perjalanan Partai NasDem di Pati, masih menurut sumber yang sama, cukup fenomenal.

Saat pertama kali muncul pada Pemilu 2014, NasDem mampu mengantar 5 ka­der menjadi anggota DPRD Pati, termasuk mendulang suara untuk 1 anggota DPRD Jateng dan 1 anggota DPR.

Pengakuan senada dilontarkan seorang pengurus Partai NasDem Pati.

Menurut anggota DPRD Provinsi Jateng dari daerah pemilihan Pati dan Grobogan itu, banyak bacaleg yang tertarik dan antusias untuk maju di pemilu legislatif melalui Partai NasDem.

“Akan tetapi, sangat disesalkan Bupati Pati dan orang-orangnya membujuk agar para bacaleg berpindah ke partai mana pun asalkan bukan Partai NasDem. Sepertinya ada dendam politik dari yang bersangkutan karena NasDem pada pilkada yang lalu tidak mendukung dia,” tambahnya.

Pengamat politik Universitas Diponegoro Teguh Yuwono mengatakan saling memengaruhi untuk mencari dukungan dalam politik ialah hal biasa.

Demikian pula bila seorang kepala daerah kader partai me­miliki agenda untuk membe­sarkan partainya dan menghabisi partai lain yang tidak se­jalan, hal tersebut di­nilai sah-sah saja.

Namun, sebagai kepala daerah­, dia tidak boleh mening­galkan kewajiban mengurus rakyat dan membangun daerah. “Ja­ngan campur adukkan antara posisi di partai dan kepala daerah. Jika itu terjadi, demokrasi bisa hancur seperti mesin mobil harus memisahkan oli dengan air. Kalau keduanya menyatu, itu akan berakibat rusak mesin atau mogok sebelum sampai tujuan.” (AS/X-6)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Panji Arimurti
Berita Lainnya