Headline

Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Diserang PKS Bertubi-Tubi, NU Enggan Tanggapi secara Reaktif

Nur Aivanni
19/6/2018 21:12
Diserang PKS Bertubi-Tubi, NU Enggan Tanggapi secara Reaktif
(ANTARA FOTO/Wahyu Putro A)

SERANGAN bertubi-tubi dilontarkan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) kepada Sekjen NU Yahya Cholil Staquf, mulai melalui pernyataan di media sosial hingga media massa. Hal tersebut sebagai reaksi atas undangan yang dipenuhi Yahya untuk menjadi narasumber dalam forum yang diprakarsai American Jewish Committee (AJC) di Israel.

Kader PKS Salman Alfarisi mulanya sempat melontarkan kata-kata yang tidak pantas kepada mantan Jubir Presiden RI ke-4 Abdurrahman Wahid (Gus Dur) tersebut melalui akun facebook-nya. Keberangkatan Yahya saat itu bertepatan setelah pengukuhannya sebagai Anggota Wantimpres.

"Tak puas jadi Wantimpres di Istana Negara.. Cecunguk itu Angkat Telor Cari Muka ke Israel... Mau Merangkap Jadi Wantimpres Israel?" unggah Salman beberapa waktu lama, yang tak lama pernyataan tersebut pun hilang dari laman facebook-nya. Ia pun telah meminta maaf atas pernyataannya tersebut.

Tak hanya Salman, Kader PKS lainnya, Tifatul Sembiring pun 'meramaikan' polemik keberangkatan Yahya ke Israel. Melalui akun Twitter-nya, ia mengajukan pertanyaan kepada Yahya yang langsung mendapat respon dari para netizen. Bahkan, Mantan Menteri Kominfo itu sempat mencuit bahwa dirinya tidak mengetahui bila Yahya adalah seorang Kiai.

Kritik atas kunjungan Yahya ke Israel tidak hanya datang dari dua kader PKS tersebut, tetapi juga dilontarkan oleh kader lainnya, seperti Ketua DPP PKS Nasir Djamil, Ketua Fraksi PKS di DPR RI Jazuli Juwaini, dan Wakil Ketua Majelis Syuro PKS Hidayat Nur Wahid.

Kehadiran Yahya sebagai narasumber di Israel tersebut ditegaskan bukan atas nama pemerintah ataupun di bawah naungan organisasi NU, melainkan atas nama pribadi. Melihat sikap PKS yang sangat mengecam langkah Yahya yang tetap bertolak ke Israel pun nampak wajar.

Pasalnya, PKS merupakan partai politik yang paling gencar dalam menyuarakan pembelaan terhadap Palestina. Kunjungan Yahya ke Israel tersebut dinilai telah 'menciderai' langkah pemerintah Indonesia yang selama ini memperjuangkan kemerdekaan Palestina.

Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari pun menilai PKS memiliki posisi politik di mana mereka menutup ruang komunikasi atau dialog terhadap Israel. Karena itu, langkah Yahya yang membuka ruang dialog tersebut tidak sejalan dengan sudut pandang PKS. Padahal, dalam forum tersebut Yahya menegaskan posisinya yang tetap membela Palestina.

Kecaman PKS terhadap langkah Yahya tersebut juga dapat dilihat sebagai bentuk untuk menarik simpati warga muslim di Indonesia. Apalagi kini sudah memasuki tahun politik dimana penting bagi parpol untuk mulai mengumpulkan dukungan publik sebanyak-banyaknya.

Terlepas dari itu semua, Qodari justru khawatir jika serangan yang digencarkan PKS kepada Yahya yang secara tidak langsung juga menyerang NU itu sendiri justru akan memicu konflik sosial politik yang baru di antara sesama umat muslim. Yakni antara Islam modernis (PKS) dengan Islam tradisional (NU). Serangan PKS tersebut akan semakin mengentalkan persepsi negatif di antara kedua pihak.

Saat dimintai tanggapan oleh Media Indonesia terkait serangan PKS tersebut, Ketua PBNU Said Aqil Siradj enggan menanggapinya lebih jauh. Respon tersebut, menurut Qodari, adalah langkah yang tepat. NU sebaiknya tidak meresponnya secara reaktif terhadap serangan bertubi-tubi yang digencarkan PKS. Langkah diam adalah langkah yang tepat untuk meredam ketegangan yang berpotensi muncul di akar rumput.

"Jadi tidak usah ditanggapi secara frontal karena akan meningkatkan tensi politik. Kalau ada reaksi yang frontal dari pimpinan NU itu bisa menimbulkan reaksi keras dari kalangan grass root," tandas Qodari. (OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Anata
Berita Lainnya