Headline
Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.
Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
PEMERINTAH Indonesia tidak memiliki kebijakan pemberian visa wisata kepada warga negara Israel.
''Pemberitaan yang menyatakan Indonesia memberikan visa wisata kepada Israel adalah hoax,'' ujar Kabag Humas dan Umum Ditjen Imigrasi Agung Sampurno dalam keterangan pers, Jumat (4/5).
Agung mengatakan Indonesia tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel sesuai dengan kebijakan luar negeri Pemerintah Indonesia.
Pemberian visa kepada warga negara asing yang tidak memiliki hubungan diplomatik diberikan dengan mekanisme Calling Visa melalui Kementerian Luar Negeri yang beranggotakan beberapa instansi terkait, termasik Ditjen Imigrasi.
''Semoga masyarakat memahami dan tidak terpancing dengan pemberitaan yang menyesatkan tersebut,'' ujarnya.
Sebelumnya, anggota Komisi I DPR dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sukamta meminta Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) segera mengklarifikasi informasi yang menyebut warga Israel dapat berkunjung ke Indonesia dengan menggunakan Visa Pariwisata per 1 Mei. Adapun informasi itu disampaikan media online Israel, www.haaretz.com.
"Perlu ada klarifikasi atas pemberitaan tersebut oleh Kemenlu RI, mengingat Indonesia selama tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel," kata Sukamta dalam keterangan tertulisnya, Jumat (4/5).
Menurut dia, isu itu jika dibiarkan tentu bisa kontra produktif dengan upaya diplomatik Indonesia mendukung kemerdekaan Palestina. Dia meminta Pemerintah RI konsisten dengan kebijakan untuk tidak memberikan visa pariwisata bagi warga Israel sebagaimana pernah disampaikan oleh Sekretaris Kabinet, Pramono Anung pada 2015.
"Jika perlu kebijakan tersebut diperkuat dengan larangan total penerbitan visa dan bahkan transit perjalanan, sebagaimana juga dilakukan negara tetangga Brunei Darussalam dan beberapa negara lain," tandasnya.
Pihaknya berpendapat saat ini Palestina membutuhkan dukungan yang lebih kuat dari Indonesia dan seluruh dunia. Hal ini mengingat Palestina saat ini sedang mengadapi tekanan berupa sikap Presiden AS Donald Trump yang ngotot untuk membuka kantor kedutaannya di Yerusalem.
"Dengan situasi seperti ini barangkali juga perlu ditinjau ulang hubungan dagang, pariwisata dan keamanan antara Indonesia dengan Israel, jika perlu dihentikan saja sebagai wujud dukungan yang lebih kuat untuk Kemerdekaan Palestina, toh potensi wisawatawan dari Israel juga sangat kecil," pungkasnya. (RO/X-10)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved