Headline

Pengibaran bendera One Piece sebagai bagian dari kreativitas.

Melepas Lelah dengan Menyapa Ayam Kampung

MI
30/4/2018 08:52
Melepas Lelah dengan Menyapa Ayam Kampung
Achmad Hafi sz Tohir Legislator dari Fraksi PAN(ANTARA)

SETIAP orang pasti memiliki hobi atau kesenangan masing-masing, tak terkecuali dengan para politikus yang berkantor di Gedung MPR/DPR, Senayan, Jakarta. Achmad Hafisz Tohir, misalnya, punya hobi sederhana seperti memelihara ayam di rumahnya.

Legislator dari Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) itu mengaku sering memanfaatkan waktu luangnya untuk ‘menyapa’ ayam-ayam peliharaannya. Ia lebih memilih memelihara ayam kampung yang tidak memerlukan biaya banyak, begitu pula perawatannya yang cukup mudah.

Bukan cuma ayam kampung, Hafisz mengaku pernah ‘mengoleksi’ berbagai jenis ayam. Mereka di antaranya ayam bali, ayam pelung, ayam bekisar, dan ayam kokok balenggek dari Padang yang memiliki suara kokok yang panjang dan merdu.

“Ayam itu hewan rumahan dan bukan hewan liar. Ayam yang saya pelihara di rumah itu tahu kalau saya pulang, dia sering berkokok,” ujarnya bangga.

Adik kandung mantan menteri koordinator perekonomian era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Hatta Rajasa, itu mengatakan sejauh ini hobinya dilakukan sebatas kesenangan, tidak berorientasi pada tujuan bisnis. Ketertarikannya pada jenis ayam tertentu juga disebabkan ayam itu memiliki bulu dan suara yang bagus.

“Kalau ayam itu kita pelihara dengan baik, dia bisa bertelur dan memiliki keturunan yang baik pula. Kalau ayam sudah tidak merasa tenang, ja­ngankan dapat menetaskan anaknya, bertelur pun dia tidak mau,” kisahnya.

“Saya pernah pelihara satu pasang ayam hutan yang berasal dari Jambi. Alhamdulilah ayam tersebut bisa sampai punya keturunan. Artinya, ayam tersebut merasa nyaman dan tenang berada di rumah,” lanjut politikus dari dapil Sumatra Selatan I tersebut.

Salah satu alasan bagi Hafisz untuk meneruskan hobinya itu ialah dari segi biaya perawatan. Ia mengaku, memelihara ayam membutuhkan biaya yang tergolong cukup murah ketimbang menggeluti hobi lain.

Hafisz juga menceritakan awal mula dirinya bergelut dengan ayam kampung. Saat ia baru pindah ke rumah yang letaknya dekat dengan sungai, sering kali ular-ular kecil dari dalam sungai itu naik ke permukaan ketika hujan besar. Di situlah untuk pertama kalinya Hafisz mantap untuk memelihara ayam kampung.

“Saya pelihara ayam kampung yang terdiri dari satu jantan dan dua betina yang sengaja saya lepaskan di halaman rumah agar dapat memangsa ular-ular kecil tersebut guna keseimbangan alam,” tandasnya.

Ayam kampung juga dipi­lih karena perawatannya yang relatif mudah jika dibandingkan dengan memelihara ayam ras lainnya, termasuk dari segi makanan. Ia juga tidak segan berbagi kiat mengenai pemeliharaan ayam kampung agar memiliki suara indah.

“Tip agar ayam peliharaan itu memiliki suara yang indah maka kita harus rajin memberikan belut dan juga cabai, selain makanan yang spesialnya,” paparnya.

Pihak keluarga Hafisz sendiri sangat memahami hobinya itu. Bagi pria kelahir­an Palembang, 10 Juni 1966 tersebut, hobi memelihara ayam dapat memberikan ke­senangan yang murah, tetapi menghasilkan manfaat yang besar.

Meskipun demikian, saat ini dirinya sedang tidak memiliki niat untuk menambah jumlah ayam peliharaan karena ingin berkonsentrasi merawat ayam-ayamnya yang sudah ada. Kini, ia pun tinggal memanen hasil dari para peliharaannya itu yang mulai rajin bertelur dan telur-telur yang dihasilkan ayam-ayam itu dikonsumsi­nya sendiri. Menurutnya, itulah hobi yang bisa dinikmati sekaligus memiliki nilai tambah.

“Dari dua betina yang saya pelihara, setiap hari minimal satu telur bisa saya dapatkan,” pungkasnya. (Nov/P-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Panji Arimurti
Berita Lainnya