Headline
Perekonomian tumbuh 5,12% melampaui prediksi banyak kalangan.
Perekonomian tumbuh 5,12% melampaui prediksi banyak kalangan.
PADA pertemuan antara Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan PPP Romahurmuziy dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno, kemarin malam, ada ajakan agar PPP bergabung dengan poros Prabowo Subianto. Namun, PPP tak menanggapi serius ajakan itu.
“Opsi (bergabung ke Gerindra) itu bercandaan saja. Artinya, opsi sambil ketawa,” kata Sekjen PPP Arsul Sani.
Dalam pertemuan itu, Romi (sapaan Romahurmuziy) dan Sandi membahas tiga skenario menghadapi Pilpres 2019. Opsi pertama head to head antara Joko Widodo dan Prabowo Subianto.
Opsi kedua, Joko Widodo melawan sosok sipil atau militer yang dipilih Prabowo. Opsi ketiga menduetkan Joko Widodo dengan Prabowo Subianto.
“Ada pembicaraan bagaimana kalau opsinya yang pertama kemudian PPP berubah arah dukungan, tentu ada bercandaan seperti itu,” jelas Arsul.
Dalam menanggapi tawaran tersebut, PPP tak menganggap serius. Arsul menegaskan komitmen partainya tetap mendukung poros Presiden Joko Widodo. “PPP sampai saat ini tetap mengacu pada forum permusyawaratan pekan lalu dan pada Munas Alim Ulama, yakni kembali mendukung Jokowi di Pilpres 2019.’’
Jika rayuan kepada PPP gak mempan, sebaliknya Gerindra dan PKS diyakini makin solid.
Ketua DPP Partai Gerindra Ahmad Riza Patria meyakini PKS tidak akan meninggalkan partainya pada Pilpres 2019. Menurutnya, Gerindra-PKS tetap akan seiring sejalan mendukung Prabowo .
“Kami yakin PKS yang selama ini sudah berhubungan baik dengan Gerindra. Apalagi sama-sama di oposisi, punya komitmen dan punya kesamaan pandangan yang panjang. Kami yakin dan optimistis juga PKS akan tetap berkoalisi dengan Gerindra,” ujar Riza.
Karena itu, pihaknya tidak khawatir dengan rencana pertemuan Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono, dengan Presiden PKS Sohibul Iman dalam waktu dekat ini.
Menurutnya, pertemuan itu tidak lebih sebagai ajang silaturahim biasa para petinggi partai politik.
“Kami tidak punya kekhawatiran. Sekalipun PKS banyak dilobi oleh partai. Kan kalau diundang kita semua partai pasti mencoba memenuhi, kami sendiri juga sering bertemu dengan Demokrat, bertemu juga dengan partai-partai lain. Itu sesuatu yang biasa-biasa saja,” kata dia.
Siapkan skenario
Selain head to head antara Jokowi dan Prabowo, Partai NasDem juga menyiapkan skenario bila Jokowi melawan mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo. Pasalnya, pengusungan Gatot di pilpres bukan hal yang mustahil. “Itu skenario yang sangat mungkin juga,” kata Sekjen NasDem Johnny G Plate.
Asumsi Johnny, Gatot bisa saja diusung Gerindra. Pasalnya, sampai hari ini, pengusungan Prabowo Subianto baru berupa mandat.
“Mandat nanti bisa diterjemahkan sebagai akan mencari capres (calon presiden) dan membentuk paslon (pasangan calon), itu dimungkinkan,” ujarnya.
Menurut Johnny, soal peluang Jokowi melawan Gatot atau Prabowo, Johnny tak bisa menjawab. ‘’Yang jelas, siapa pun capres pesaing Jokowi bukan orang sembarangan dan harus dihadapi serius,” ujar Ketua Fraksi NasDem di DPR itu. (Nic/P-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved