Headline

Perekonomian tumbuh 5,12% melampaui prediksi banyak kalangan.

Partai Islam belum Lahirkan Negarawan

Ardi Teristi
21/4/2018 09:06
Partai Islam belum Lahirkan Negarawan
Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Buya Ahmad Syafii Maarif(MI/Rommy Pujianto)

MANTAN Ketua Umum PP Muhammadiyah, Buya Ahmad Syafii Maarif, mengkhawatirkan perilaku politisi dan partai politik di Indonesia, termasuk politisi dan partai Islam.

“Partai-partai Islam makin lama makin mengecil. Partai Islam belum melahirkan negarawan, yang punya karakter, punya integritas, dan punya potensi menjadi negarawan,” kata dia di Jakarta Convention Center seusai Talkshow dan Bedah Buku Krisis Arab dan Masa Depan Dunia Islam, Kamis (19/4) malam.

Walau demikian, nilai Buya, situasi politik di Indonesia saat ini masih lebih baik daripada negara-negara Arab. Terkait politisi yang ideal, Buya Syafii menilai politisi harus berpihak kepada keadilan, rakyat jelata, dan kebenaran.

Politisi di Indonesia, secara umum, lanjut dia, jauh dari hal-hal ideal seperti itu. Buya pun menyebut partai politik yang ada juga belum ada yang ideal. “Kita harus perbaiki, mereka (politisi dan partai politik) harus belajar. Kalau memang Indonesia mau membangun Indonesia yang sehat, partai politik harus mau berkaca kelakuan-kelakuan masa lampau, yang sesungguhnya tidak sesuai dengan prinsip demokrasi,” pungkas dia.

Terkait tahun politik, lanjut Buya, ujaran kebencian harus diwaspadai. Perpecahan seperti yang terjadi pada pilkada DKI Jakarta diharapkan tidak terulang lagi.

Ia berpesan, sebagai bangsa yang mengaku beradab, Indonesia harus menghindari ujaran kebencian. Para politikus hendaknya berpolitik secara wajar, fair, saling menghormati, dan lapang dada.

Perpecahan seperti di pilkada DKI Jakarta sangat disesalkan “Sebab kalau (perpecahan seperti Pilkada DKI Jakarta 2017) diulang lagi, kita lebih bodoh dari unta,” pungkas dia.

Istri mendiang Abdurahman Wahid, Sinta Nuriyah, masuk daftar 100 Orang Paling Berpengaruh di Dunia Tahun 2018 versi majalah TIME. Ia menjadi satu-satunya orang Indonesia yang masuk daftar tersebut.

Dalam pengantarnya, Majalah TIME mengatakan Sinta sosok yang sering membela kaum lemah dan terpinggirkan. “Dia memilih untuk mendukung mereka yang lemah daripada kemapanan tanpa risiko sebagai janda mantan presiden.”

Sinta melakukan sahur keliling ke berbagai daerah di Indonesia selama 18 tahun dengan melibatkan komunitas lintas agama dan kalangan masyarakat bawah.

Presiden Amerika Serikat Donald­ Trump, Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman, PM Kanada Justin Trudeau, Presiden Tiongkok Xi Jinping, dan Presiden Korea Utara Kim Jong-un, juga termasuk para pemimpin dunia yang masuk daftar itu. (AT/*/P-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Panji Arimurti
Berita Lainnya