Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
WAKIL Ketua Umum Partai Gerindra, Ferry Juliantono mengkritik pertemuan yang digelar antara Presiden Joko Widodo dengan sejumlah fungsionaris Partai Solidaritas Indonesia (PSI) di Istana beberapa waktu lalu. Pertemuan tersebut dianggap abuse of power, karena membahas Pilpres di ranah Istana Kepresidenan dan dilakukan pada saat jam kerja.
"Mengundang salah satu parpol dan membicarakan materi yang menurut saya absurd, kiat atau strategi pemenangan di 2019 itu aneh menurut saya. Penyalahgunaan kekuasaan itu, abuse of power. Pak Jokowi sekarang memperlihatkan sikap yang kebelet, sehingga beliau mengabaikan beberapa prinsip yang seharusnya sebagai presiden tak dilakukan,” kata Ferry, Jakarta, Sabtu (3/3).
Dia menuding, ada sebuah keistimewaan dari perlakuan Jokowi terhadap PSI. Sebab, Ferry mengaku telah mengetahui bahwa aktor di belakang PSI adalah Sunny Tanuwijaya, selaku orang dekat Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
“Setelah saya ketahui di balik PSI ada Pak Sunny, bisa jadi (ada hubungan dengan) Pak Ahok, memang partai ini sejak awal sudah memiliki keistimewaan di mata Jokowi. Karena orang yang berada di belakang parpol itu memiliki kedekatan hubungan dengan Pak Jokowi, karena ada Sunny,” tuturnya.
Dia menambahkan, masyarakat harus menyadari bahwa sikap presiden yang seperti itu harus dipertanyakan. Sebab, sikap Presiden Jokowi yang seperti itu menandakan bahwa pemikirannya sudah pada Pilpres, bukan lagi kesejahteraan masyarakat.
“Ini kesempatan masyarakat mempertanyakan penyalahgunaan kekuasaan presiden menggunakan Istana. Meskipun sepintas enggak apa-apa, tapi ini mempertontonkan wataknya Jokowi yang memang sudah enggak mikirin rakyat, mikirin 2019 aja sudah. Memang tukang ngibul, nipu sudah,” pungkasnya.
Sementara itu, Wasekjen PDIP Eriko Sutarduga menuturkan, sikap Jokowi yang mengajak partai lain untuk bertemu di Istana hanya sebatas komunikasi semata. Sehingga, menurut dia, hal itu memang patut dilakukan oleh seorang pemimpin negara.
“Pak Jokowi itu baik sekali, artinya mengajak semua partai untuk berbicara dan berkomunikasi. Dan itu patut dilakukan oleh seorang pemimpin,” katanya.
Dia menilai, anggapan terkait adanya pertemuan antara Jokowi dengan PSI, tergantung pada sudut pandang orang atau kelompok yang melihat. Sehingga, menurut Eriko, sah-sah saja apabila ada pihak yang menilai bahwa pertemuan itu dianggap sebagai penyalahgunaan kekuasaan.
“Ini kan hal yang biasa saja. Tinggal bergantung dari sisi mana kita. Bagaimana kalau kemudian kalau yang datang itu Pak Prabowo ke Pak Jokowi. ada masalah kah? Kan tidak. Tentu ada anggapan nantinya ini mau jadi capres atau cawapres. Itu kan sesuatu tanggapan yang wajar saja,” ungkap Eriko.
Namun, Eriko juga tak mempersoalkan pernyataan PSI yang seakan-akan membocorkan bahwa pertemuan tersebut membahas dukungan terhadap Jokowi di 2019.
“Artinya beliau (Jokowi) ingin bertemu dengan orang-orang muda. Tapi kan orang muda kadang-kadang menyampaikan bahwa ini adalah suatu pendukungan, sah-sah saja dan enggak masalah,” tutupnya.
Di tempat terpisah, Ketua Umum PSI Grace Natalie mengatakan pertemuan PSI dengan Presiden Jokowi merupakan inisiatif dari PSI untuk menyampaikan aspirasinya kepada Presiden. Ia mengaku ada berbagai hal yang dibahas bersama Presiden Jokowi, mulai infrastruktur, UU MD3, persoalan kemiskinan, dan problem korupsi maupun intoleransi.
"Begitu marak aksi intoleransi dan juga korupsi yang eskalasinya makin parah menjelang Pilkada dan Pilpres. Hoax muncul dan memanfaatkan isu-isu SARA dan sebagainya. Ini merusak demokrasi kita tidak hanya kepada Jokowi tetapi di level daerah, kepala daerah yang berkinerja baik mengalami hal serupa diterpa hoax yang tiada hentinya. Ini yang rugi kan kita semua," ujarnya.
Grace juga mengaku membahas soal dukungan PSI kepada Jokowi. Menurutnya itu merupakan suatu konteks pembahasan yang tidak terpisah saat membicarakan intoleransi dan hoax jelang Pilkada 2018 dan Pilpres 2019.
"Kami mendukung proses demokrasi yang baik. Pak Jokowi terpilih lagi atau tidak itu hal lain. Kita tidak ingin Jokowi diturunkan atau naik kembali dengan cara yang tidak bermartabat. Kami sampaikan bahwa Pak Jokowi kena hoax juga loh pak, misalnya proyek infrastruktur yang membutuhkan biaya besar ada narasi yang dibangun Pak Jokowi sebagai raja hutan padahal infrastruktur dibutuhkan untuk meningkatkan ekonomi baik itu provinsi maupun kabupaten/kota," tandasnya.
Disampaikan pula pada kesempatan itu bahwa pihaknya siap untuk berkontestasi di Pemilu 2019 dan memiliki target yang tinggi yakni menang di Pilpres 2019. "Pak Jokowi tanya, apa yang kalian sudah siapkan. Kami sampaikan PSI punya mekanisme perekrutan caleg secara transapran dan profesional diamna kami melihat tidak ada satu partai yang melakukan ini. Pak Jokowi apresiasi betul dan mengatakan bahwa kami harus melakukan yang berbeda dengan lainnya kalau ingin mendapatkan elektabilitas dan perhatian dari masyarkaat," terangnya.
Grace juga menegaskan bahwa istana merupakan rumah rakyat, sehingga siapapun bisa diterima oleh presiden disana. Oleh karena itu, menurut dia, PSI sebagai warga masyarakat juga bisa beraudiensi dengan presiden.
"Presiden sebagai kepala negara harus inklusif bisa bertemu dengan semua orang termasuk PSI. Kami merasa begitu (diserang untuk Pilpres 2019). Karena sebelumnya ada sejumlah ketua partai yang bertemu dengan Jokowi tidak pernah dijadikan masalah, namun ketika PSI ketemu Jokowi dikritik. Kami tahu banyak pihak yang tidak nyaman dengan posisi PSI yang menggugat UU MD3. Mungkin karena tidak nyaman dengan pembaruan politik yang kami lakukan mereka menyebarkan opini untuk mendelegitimasi PSI dan Jokowi. Cara yang paling gampang adalah sebarkan hoax," jelasnya.
Meskipun ada kritikan tersebut, pihaknya tidak "kapok" untuk bertemu dengan Presiden lagi di Istana. Sebab menurutnya tidak ada yang salah dengan tindakan PSI yang ingin bertemu Presiden Jokowi di Istana.
"Selama kita memenuhi aturan main yang berlaku, dan prosesnya legal dan formal kita penuhi tidak perlu takut. Kita memperjuangkan sesuatu yang benar," pungkasnya. (OL-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved