Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
POLITIK di Indonesia memang dinamis, begitu kata banyak pengamat bahkan praktisi politik itu sendiri. Sebut saja, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon yang mengaku bahwa partainya juga sempat diajak bergabung dengan koalisi partai politik pendukung Presiden Joko Widodo dalam Pillpres 2019.
Tidak hanya diajak bergabung, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto juga ditawari berpasangan dengan Joko Widodo sebagai calon wakil presiden.
"Ya ada utusan-utusan yang datang menawarkan, termasuk bergabung, Pak Prabowo masuk sebagai cawapres. Namanya dalam politik, ini sah-sah saja," ujar Fadli di Gedung DPR, Jakarta, Jumat (2/3).
Meski demikian Fadli menegaskan bahwa Partai Gerindra menolak tawaran tersebut. Menurut dia seluruh kader Partai Gerindra ingin mencalonkan Prabowo sebagai calon presiden pada Pilpres 2019. Terkait hal itu, kata Fadli, Partai Gerindra akan membuka komunikasi dengan partai-partai yang belum memberikan dukungan kepada Jokowi.
"Tapi kami tegaskan Gerindra akan mencalonkan Pak Prabowo bukan sebagai cawapres tapi sebagai capres. Dan juga kami akan maju bersama kawan-kawan koalisi nanti yang tentu akan bicara tentang paket capres dan cawapres," pungkasnya.
Sementara itu, politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Hendrawan Supratikno mengatakan soal benar atau tidaknya ajakan tersebut, menurutnya hanya Presiden dan ketua umum partai bersangkutan yang tahu. "Tapi kalau ada sesuatu yang tidak benar, pasti disangkal oleh lingkaran presiden," kata Hendrawan.
Menurut Hendrawan, bagi elite parpol yang ada di luar hanya bisa berimajinasi dan berspekulasi. Kemudian logika yang ada hanya bisa dinilai apakah klaim ajakan tersebut logis atau tidak. "Jadi dalam politik semua bisa mungkin bisa juga tidak," ujarnya.
Diakui Hendrawan, PDIP sendiri terus menjalin komunikasi politik dengan partai politik baik parpol pendukung Jokowi maupun partai di luar pendukung Jokowi. Menurut dia, komunikasi itu bagian dari saring informasi yang dilakukan masing-masing elite parpol untuk menjajaki semua kemungkinan.
"Kalau tidak seperti itu ya menyepi saja di padepokan. Jadi begawan. Tiap hari berkomunikasi lho, Ketua Bidang Perekonomian PKS teman saya, Zulkiflimansyah dulu mengajar satu tim dengan saya di UI. Pak HNW (Hidayat Nur Wahid) dengan saya baik sekali. Kita sama-sama sering sharing berbagai persoalan," paparnya.
Sedangkan soal tudingan ada upaya dari pemerintah menjadikan Jokowi sebagai calon tunggal di Pilpres 2019. Menurut Hendrawan, tuduhan tersebut tak berdasar. Dia pun memastikan tidak ada upaya memunculkan calon tunggal di Pilpres 2019.
“Tidak ada niatan ke sana (mendesain calon tunggal). Saya (justru) melihat ada nada Gerindra akan ditinggalkan teman. Karena PKS juga mulai memikirkan ulang langkah politiknya,” imbuhnya.
Atas dasar itu, Hendrawan menuturkan, alih-alih memikirkan tuduhan tak berdasar, saat ini PDIP lebih fokus mengawal program pemerintah. “Kami fokus saja pada program kesejahteraan rakyat serta menjamin efektivitas dan efiensi pelaksanaanya,” pungkasnya.(OL-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved