Headline

DPR klaim proses penjaringan calon tunggal hakim MK usulan dewan dilakukan transparan.

Beda Pilihan, Ketua RT Diancam

16/1/2018 10:23
Beda Pilihan, Ketua RT Diancam
()

ANCAMAN menyeruak di dalam pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2018.

Seperti yang dialami Ketua RT 01 RW 01 Kelurahan Banta-Bantaeng, Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Muhammad Ashar, yang melaporkan teror terhadap dirinya ke Polrestabes Makassar.

Ashar melapor dengan didampingi tiga pengacaranya dan menyertakan sejumlah barang bukti ancaman seperti printout screenshoot dari grup Whatsapp Gerakan RT/RW Makassar (G2RM).

Pembicaraan di grup itu antara lain berisi komentar yang mengancam dirinya akan diculik dan dibakar lantaran tidak mendukung calon wali kota tertentu.

Ashar menjelaskan, dari lebih 6.000 RT dan RW di Makassar, umumnya mendukung salah satu pasangan calon.

Hanya saja, dirinya mengaku mendukung pasangan lainnya.

"Kita adalah negara yang menganut sistem demokrasi dan pilihan tidak bisa dipaksakan. Tapi karena pilihan saya beda, saya lalu diancam akan diculik dan dibakar. Saya ketakutan pastinya," katanya.

Aksi teror, jelas dia, antara lain dengan beredar foto dirinya bersama sejumlah kader Partai NasDem.

"Ini yang bikin saya takut. Awalnya teror biasa, kemudian tiba-tiba ada foto saya beredar dan memberikan lingkaran merah terus diikuti kata-kata penculikan dan pembakaran. Itu juga diiakan sama banyak ketua RT. Tapi saya sudah save semuanya," terangnya.

Kuasa hukum korban, Muhammad Al Jebra, mengatakan kliennya merasa terancam dan butuh perlindungan hukum sehingga ia melapor kepada polisi.

"Pelaporan tersebut juga didasari adanya indikasi dugaan tindak pidana berupa pengancaman dan pelanggaran Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) yang dilakukan salah satu pendukung pasangan," tegasnya.

Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jayawijaya, Papua, mengaku diancam atau diintimidasi dengan terkait pendaftaran bakal pasangan calon peserta pilkada pada 8-10 Januari.

"Kalau intimidasi, ada. Lewat pesan singkat berupa ancaman dan juga telepon," kata Ketua KPU Kabupaten Jayawijaya Adi Wetipo.

Namun, Adi menampik kabar komisioner KPU berkantor di Polres Jayawijaya.

"Sehari setelah ada perusakan, kantor dibersihkan dan kami kembali bekerja di kantor," katanya. (LN/Ant/N-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Vicky
Berita Lainnya