Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
SEBAGAI garda terdepan pembela negara, setiap prajurit TNI Angkatan Darat wajib memahami jati dirinya. Tentara Rakyat, Tentara Pejuang, Tentara Nasional dan Tentara Profesional adalah kompleksitas jati diri yang melekat dalam diri seorang prajurit. Namun, jati diri seyogyanya bukan sekedar untuk dipahami, melainkan juga harus diamalkan dalam kehidupan nyata.
Tugas pokok TNI sesuai Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 adalah menegakkan kedaulatan negara, mempertahankan keutuhan wilayah NKRI yang berdasarkan Pancasila dan UUD Negara RI Tahun 1945, serta melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia dari ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara. Tugas pokok yang diamanatkan UU ini, jelas menyiratkan kebutuhan yang sejalan dengan salah satu jati diri prajurit TNI Angkatan Darat tadi, yaitu Tentara/Prajurit yang profesional.
Untuk mendapatkan prajurit-prajurit yang profesional, khususnya yang bertugas mengawaki teknologi Alutsista TNI yang semakin modern serta teknologi informatika yang semakin kompleks, tentu bukan perkara mudah. Diperlukan perencanaan seleksi rekruitmen yang baik, metode pendidikan yang tepat, serta yang terpenting pelaksanaan latihan secara bertahap, bertingkat dan berlanjut.
Upaya mewujudkan prajurit berkemampuan handal dan profesional dalam menjalankan tugas pokoknya, dilakukan TNI Angkatan Darat dengan menyelenggarakan Latihan Antar Kecabangan (Latancab) Tingkat Brigade Tahun 2017 di Pusat Latihan Tempur Angkatan Darat (Puslatpur AD), Martapura, Baturaja, Ogan Komering Ulu Timur, Sumatera Selatan. Latihan yang diikuti ribuan prajurit TNI Angkatan Darat dari berbagai kecabangan itu, selain menjadi ajang pembuktian hasil latihan yang selama ini dilakukan di masing-masing satuan, juga sekaligus dijadikan ajang untuk memperlihatkan strategi dan teknik bertempur secara profesional.
Puncak Latancab Tingkat Brigade yang digelar Sabtu (12/8/2017) kemarin, disaksikan langsung oleh Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI Mulyono didampingi Komandan Komando Pembina Doktrin Pendidikan dan Latihan TNI Angkatan Darat (Dankodiklatad) Letjen TNI Agus Kriswanto dan Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) Letjen TNI Edy Rahmayadi. Para Asisten Kasad, para Pangdam, serta Kepala Badan Pelaksana Pusat (Kabalakpus) Angkatan Darat juga turut menghadiri acara tersebut.
Dalam acara tersebut, Kasad mengatakan bahwa tujuan latihan antar kecabangan adalah meningkatkan kemampuan tempur tingkat perorangan sampai dengan satuan setingkat Brigade dan kemampuan kerjasama antar satuan/kecabangan dalam wadah Brigade Tim Pertempuran (BTP) melalui penyelenggaraan operasi tempur yang didukung oleh operasi intelijen dan operasi teritorial. Muaranya, untuk mewujudkan sinergitas dan interoperabilitas antar kecabangan guna memperoleh daya tempur yang efektif.
“Latihan Ancab merupakan satu tahapan puncak latihan Angkatan Darat dalam membina dan melatih prajurit-prajurit Angkatan Darat. Sebuah sarana untuk menguji doktrin teknis, taktis maupun strategi yang dimiliki Angkatan Darat dengan memadukan kemampuan-kemampuan teknis dan taktis dari seluruh kecabangan di Angkatan Darat sesuai perannya dalam mendukung suatu operasi yang diformulasikan dalam Brigade Pertempuran. Harapan kita, latihan ini menjadi kemampuan dasar prajurit-prajurit saya, yang akan sangat membantu tugas-tugas pokok mereka kedepan untuk menunjang tugas pokok TNI Angkatan Darat,” ujar Kasad.
Kasad juga menegaskan bahwa, selaras dengan kebijakan pimpinan TNI AD untuk mewujudkan prajurit yang disiplin, jago perang, jago tembak, jago beladiri, dan memiliki fisik yang prima, maka tuntutan perubahan harus dihadapi dengan peningkatan profesionalisme dan tertib administrasi.
“Latihan harus sesuai dengan realisme, dihadapkan pada tugas operasi yang sesungguhnya, agar mampu mewujudkan prajurit TNI Angkatan Darat yang jago perang,” tegas Jenderal Mulyono.
Latihan antar kecabangan dalam wadah Brigif Mekanis 6/TBS Divif 2 Kostrad melibatkan satuan dari berbagai kecabangan jajaran TNI Angkatan Darat sebagai satuan perkuatan yang meliputi satuan tempur, satuan bantuan tempur, satuan bantuan administrasi, satuan intelijen dan satuan teritorial. Adapun tema yang diambil tahun ini yaitu “Brigade Tim Pertempuran melaksanakan Operasi Militer Untuk Perang di wilayah Sumatera Bagian Selatan dalam rangka Operasi Penindakan Komando Tugas Darat Gabungan (Kogasratgab) Sumatera Bagian Selatan”.
Satuan pelaku latihan tahun ini yaitu Brigif Mekanis 6/Trisakti Baladaya Divisi Infanteri 2 Kostrad dengan perkuatannya terdiri dari Yonif Mekanis 411/6/2/K, Yonif Mekanis 412/6/2/K, Yonif Mekanis 413/6/2/K, Yonkav 8/2/K, Yonarmed 1/1/2/K, Yonarmed 11/1/2/K, Yonarmed 12/1/2/K, Yonarhanud 2/2/K, Yonzipur 10/2/K, Yonbekang 2/2/K, Yonkes 2/2/K, Denpom Divif 2/K, Denpal Divif 2/K, Denhub 2/K, Kum Kostrad, Pen Kostrad, Sandha Passus, Penerbad, Topografi, Satgas Ter Kodim 0403/OKU, Satgas Ter Kodim 0427/WK, dan Satgas Intel Kodam II/Swj.
Jumlah personel yang dikerahkan dalam Latancab TNI Angkatan Darat 2017 sebanyak 3.330 prajurit dari berbagai kecabangan yang ada di TNI Angkatan Darat. Sementara Alutsista yang dikerahkan merupakan Alutsista paling modern yang dimiliki TNI Angkatan Darat yang meliputi, Helly MI 35, Helly MI 17, Helly Bell 412, Helly Fennec, Helly Bolco, Tank Leopard, Tank ARV, Meriam Artileri Medan Astros, Meriam 155 Caesar, Meriam 76, Meriam Artileri Pertahanan Udara RBS 70, dan Meriam Rheinmetal.
Usai menyaksikan latihan yang merupakan wujud kesiapan Satuan TNI Angkatan Darat dalam rangka mengikuti Latihan Gabungan TNI Tahun 2017 ini, Kasad mengungkapkan rasa bangganya terhadap prajurit yang terlibat simulasi pertempuran. “Terima kasih dan saya bangga dengan kemampuan prajurit, karena berhasil melakukan gerakan-gerakan baik taktis maupun teknis dengan cukup bagus dan lancar. Saya melihat gerakan prajurit sudah lebih familier (terbiasa) dalam mengendalikan Tank Leopard maupun M 113. Saya tidak melihat keraguan prajurit bergerak dalam medan seperti ini” cetus Kasad bangga.
Menjawab pertanyaan wartawan seputar profesionalisme prajurit dalam Latancab 2017, Kasad menyatakan bahwa para prajurit TNI Angkatan Darat sudah jauh lebih profesional. Hal ini terlihat dari kemampuan prajurit dalam menguasai medan, serta teknik menembak hingga mengemudikan kendaraan Alutsista yang sudah sangat tepat dan sesuai dengan skenario dan pelatihan yang telah diberikan sebelumnya.
“Saya ucapkan selamat atas prestasi latihan antar kecabangan TNI Angkatan Darat ini. Saya bangga melihat anda-anda semua (prajurit) sudah lebih profesional dan luwes gerakannya, baik dari segi teknik maupun pergerakan mobilitasnya. Ini yang kita harapkan dari adanya latihan antar kecabangan,” ujar Kasad.
Meskipun puas dengan lancarnya pelaksanaan latihan, Kasad tetap berpesan agar suksesnya latihan ini tidak lantas membuat prajurit berpuas diri, melainkan harus terus melakukan evaluasi sehingga kedepan tugas-tugas yang diberikan kepada TNI Angkatan Darat dapat dilaksanakan dengan lebih baik lagi. “Saya tegaskan setiap prajurit TNI Angkatan Darat jangan cepat puas dan berbangga hati atas hasil latihan yang dicapai, meskipun dicapai secara sempurna,” tandas Kasad.
Latancab TNI Angkatan Darat Tahun 2017 ditutup dengan pelaksanaan parade kendaraan tempur yang digunakan selama latihan berlangsung, serta seruan yel-yel khas TNI yang diserukan oleh para prajurit dengan penuh semangat di hadapan para pimpinan TNI Angkatan Darat yang menyaksikan acara. (Dispenad)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved