Headline
Program Makan Bergizi Gratis mengambil hampir separuh anggaran pendidikan.
Program Makan Bergizi Gratis mengambil hampir separuh anggaran pendidikan.
KEMENTERIAN Pariwisata (Kemenpar) mencanangkan target untuk mendatangkan 20 juta wisatawan mancanegara (wisman) pada 2019. Kemenpar terus menggenjotnya dengan langkah-langkah, antara lain branding, advertising, dan selling (BAS) guna meningkatkan promosi wisata di Tanah Air sekaligus meraih target.
Branding dilakukan dengan penguatan branding Wonderful Indonesia dan Pesona Indonesia. Baru-baru ini, Kemenpar menggandeng para pebisnis dalam negeri melalui kerja sama co-branding.
Menurut Menteri Pariwisata Arief Yahya, kerja sama itu merupakan langkah kolaboratif strategis demi menyukseskan program 20 juta wisman. Pasalnya, sambung Arief, kerja sama itu bisa meningkatkan brand value pariwisata Indonesia di luar dan dalam negeri.
“Branding pariwisata Indonesia tidak bisa dilakukan sendirian oleh Kemenpar. Untuk mewujudkan brand Wonderful Indonesia di pasar global dan brand Pesona Indonesia di pasar domestik dibutuhkan sinergi. Targetnya bisa bekerja sama dengan 100 brand. Nanti dilihat lagi perkembangannya,” ucapnya seusai membuka Wonderful Indonesia Co-Branding Forum (WICF), di Jakarta, pekan lalu.
Sebanyak 28 perusahaan ternama yang sudah meneken nota kesepahaman dengan Kemenpar antara lain Sariayu Martha Tilaar, JJ Royal, Polygon, Sahid Group, Tiket.com, Alleira Batik, Sunpride, Sarinah, Rumah Zakat, Sido Muncul, Sekar Group, Javara, Krisna Oleh-Oleh, Secret Garden, Sababay Wine, Bon Gout, Achilles, Garuda Food, Batik Trusmi, Dapur Solo, Malang Strudel, Data Script, CRP (Warunk Up Normal), Telkomsel, Batik Danar Hadi, TVRI, Kalbe Farma, dan PT Pos Indonesia.
Dalam penandatanganan nota kesepahaman (MoU) co-branding tersebut, 28 perusahaan itu bisa mencantumkan logo Wonderful Indonesia (WI) atau Pesona Indonesia (PI) pada setiap produk mereka.
Menurut Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Kemenpar Esthy Reko Astuty, produk-produk yang dihasilkan sejumlah perusahaan tersebut memenuhi tiga kriteria sebagai produk premium, produk asli Indonesia, dan memiliki pasar yang kuat di level domestik dan internasional. “Ini bukti kolaborasi antara pemerintah dan kalangan bisnis berjalan baik. Semua dilandasi dengan spirit hari kemerdekaan ke-72 yang sarat nasionalisme,” ujarnya.
Arief juga menambahkan inisiatif co-branding dijalankan untuk terus meningkatkan pariwisata Indonesia. Menurutnya, strategi BAS yang dijalankan kementeriannya sudah mulai memperlihatkan hasil positif. Dirinya menjelaskan, berdasarkan Travel and Tourism Competitiveness Index (TTCI), pariwisata Indonesia pada 2013 hanya berada di urutan ke-70. Pada 2015, brand Indonesia melejit ke urutan 50. Tahun ini, posisi Indonesia naik ke peringkat 42 dari 136 negara.
“Tak hanya itu, brand WI kini sudah menjadi global brand karena exposure di mancanegara sudah cukup masif seperti adanya logo WI pada armada bis di ajang Piala Eropa 2016 dan papan iklan di Times Square, New York,” tutur Arief.
Wisman naik
Berdasarkan data Kemenpar, wisman yang berkunjung ke Tanah Air pada Januari-Juni 2017 mencapai 6,4 juta orang. Angka itu meningkat lebih dari sejuta wisatawan jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
“Capaian wisman yang naik 22,4% itu masih belum mencapai target Pak Presiden Jokowi. Proyeksinya naik 25%, jadi masih kurang 2,6% lagi. Target 15 juta wisman pada 2017 masih butuh kerja keras. Tersisa 6 bulan lagi,” ujar Arief.
Menurut Arief, pertumbuhan wisman itu masuk jajaran 20 besar pertumbuhan wisata di dunia. Di ASEAN, lanjutnya, Indonesia dan Vietnam tumbuh terbesar, di atas 20%, meninggalkan pesaing seperti Malaysia, Thailand, dan Singapura. “Kita bersaing ketat dengan Thailand untuk penetapan negara destinasi wisata terbaik di Asia. Kalau kita menang, jualannya akan lebih mudah,” tambah Arief. (H-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved