Headline
Kemenu RI menaikkan status di KBRI Teheran menjadi siaga 1.
WAKIL Ketua MPR Mahyudin menegaskan Indonesia memiliki kekayaan luar biasa yang mampu mempererat persatuan. Salah satunya ialah kegiatan halalbihalal seusai Idul Fitri. “Melalui acara halalbihalal, kita membangun silaturahim,” kata Mahyudin di Jakarta, kemarin.
Acara halalbihalal juga memiliki dampak positif lain, yakni semua mendorong kinerja di lembaga dan institusi. “Dengan saling bersilaturahim, saling mengenal di antara sesama, tentunya kinerja semakin meningkat,” imbuhnya.
Sebagai penyelenggara negara, kata Mahyudin, dirinya harus benar-benar menjalankan amanah rakyat dan sumpah jabatan. Jika suatu hari pimpinan marah kepada anak buah, itu bukan disebabkan benci, melainkan merupakan upaya untuk memperbaiki tugas-tugas yang ada.
“Manusia, kodratnya hidup bermasyarakat dan saling bersilaturahim. Manusia juga tidak terlepas dari kesalahan dan kekhilafan. Karena itu, pada momentum Idul Fitri ini dimanfaatkan untuk saling memaafkan melalui silaturahim di acara halalbihalal,” lanjut dia.
Mahyudin menambahkan, sebagai pemimpin MPR, pihaknya akan terus melakukan sosialisasi empat pilar, yakni Pancasila, UUD Negara Republik Indonesia 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan Bhinneka Tunggal Ika.
“Sosialisasi empat pilar ini untuk menguatkan nasionalisme dan persatuan Indonesia sehingga Indonesia semakin jaya. Mempertahankan dan menguatkan persatuan Indonesia ini tidak mudah sehingga MPR terus melakukan sosialisasi empat pilar.” lanjut Mahyudin.
Menurut politikus Partai Golkar itu, empat pilar sejatinya sudah dipersiapkan sejak lama. Semua pun sudah sepakat, misalnya, untuk menjadikan Pancasila sebagai ideologi.
“Bangsa Indonesia saat ini hanya perlu mengamalkannya. Jika ada yang ingin mengganti Pancasila dengan ideologi lain, itu sangat bertentangan dengan nilai luhur bangsa kita dan bertentangan dengan kesepakatan bersama,” tegas dia.
Guru Besar Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta bidang sosiologi agama Profesor Bambang Pranowo mengatakan bangsa Indonesia memiliki beragam suku, bahasa, adat, dan agama.
Perbedaan tersebut kemudian disatukan semangat Bhinneka Tunggal Ika. “Itu tidak bisa diganggu gugat oleh siapa pun, termasuk kelompok radikal yang mengusung ‘mimpi’ mendirikan khilafah,” kata Bambang.
Menurut dia, konsep Bhinneka Tunggal Ika juga tercantum dalam Quran, yakni dalam Surah Al-Hujurat ayat 13 yang menyebutkan manusia dijadikan berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar saling mengenal.
Oleh karena itu, Bambang mengingatkan pentingnya menghormati perbedaan dan menjaga persatuan. (Ant/P-5)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved