KETUA Bidang Hukum, HAM, dan Kebijakan Luar Negeri PP Muhammadiyah Busyro Muqoddas prihatin dengan maraknya orang yang hilang karena diduga mengikuti Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar).
Mantan Wakil Ketua KPK itu pun meminta kepada aparat kepolisian segera bertindak cepat karena korban yang hilang bertambah banyak.
Pemberitaan terkait dengan rekrutmen Gafatar diharapkan tidak diabaikan karena akan menimbulkan keresahan.
"Ada indikasi kekuatan yang menggerakkan sistemis. Kepolisian harus melakukan satu operasi yang lebih sistemis untuk melakukan pembongkaran yang lebih fundamental," katanya seusai menerima laporan terkait dengan hilangya salah satu anggota keluarga dari warga Muhammadiyah di PP Muhammadiyah, Yogyakarta, kemarin.
PP Muhammadiyah juga akan membentuk satu tim majelis hukum dan HAM untuk memetakan informasi terkait dengan rekrutmen yang dilakukan Gafatar dengan bekerja sama dengan kepolisian.
Ia mengatakan memang porsi Muhammadiyah untuk memberikan pencerahan dan perlindungan bagi masyarakat yang meminta bantuan melalui unit-unit hukum dalam rangka perlindungan hukum kepada masyarakat.
Di Lampung, Gafatar juga sudah merajalela. Saat ini Gafatar ialah satu dari 44 gerakan radikal yang terus dipantau Polda Lampung. Kebenaran kelompok radikal itu dibenarkan Kapolres Lampung AKB Dono Sembodo. Dono mengatakan Gafatar hidup dan berkembang sekitar 2014.
Namun, organisasi itu kemudian disadarkan kelompok masyarakat agama dan aparat sehingganya mereka kembali ke syahadat Islam yang benar. Kepolisian juga terus melakukan pengamatan di beberapa tempat, khususnya di kampung Kecamatan Pubian dan Padangratu.
"Petugas juga sempat bertandang ke sana dan belum kita temukan aktivitas yang mencurigakan terkait dengan Gafatar.
"Selain Gafatar, di Lampung terdapat 44 gerakan militan yang terbungkus dalam ajaran agama. Soal 44 gerakan militansi itu, mantan Kapolda Lampung Brigjen Edward Syah Pernong membenarkan hal itu. Bahkan di 44 titik rawan gerakan radikalisme itu sudah ditaruh petugas yang secara kontiu melakukan pengamatan. Perlakuan berbeda Di Jawa Timur, Gubernur Jawa Timur Soekarwo mengatakan munculnya Gafatar harus disikapi secara bijak dan tidak memvonis bahwa gerakan itu terlarang atau meminggirkan kelompok tersebut.
"Mereka harus dirangkul dan diberi pengarahan. Artinya ada objek dakwah baru kalangan dai dan ustaz. Dai dan ustaz harus berani masuk ke mereka dan memberikan pencerahan sebenarnya Islam itu seperti apa. Saran saya jangan kemudian dipinggirkan, tapi dirangkul untuk dibenahi," ujarnya. (FL/AD/LN/FR/NV/P-2)