Headline

Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Kubu Romi Terus Gaungkan Semangat untuk Islah

MI
11/1/2016 00:00
Kubu Romi Terus Gaungkan Semangat untuk Islah
(Antara/Syaiful Arif)
SEKRETARIS Jenderal PPP hasil Muktamar Bandung M Romahurmuziy optimistis persoalan yang terjadi di internal partainya akan selesai. Ia menyatakan sudah menjadwalkan pertemuan dengan Djan Faridz selaku ketua umum PPP versi Muktamar Jakarta.

"Senin (11/1) nanti, saya bertemu dengan Pak Djan untuk menyamakan pandangan dan persepsi atas perkembangan terakhir. Setelah itu, baru kita berbicara teknis," ujar Romi saat ditemui wartawan di Rakernas PDIP di JIExpo Kemayoran, Jakarta, kemarin.

Perkembangan terakhir yang dimaksud ialah pencabutan SK Nomor M.HH-07.AH.11.01 Tahun 2014 tentang kepengurusan PPP versi Muktamar Surabaya yang diketuai Romi. Pencabutan SK tersebut tidak diikuti dengan pemberian SK bagi kubu Djan.

Dengan demikian, kepengurusan PPP kembali ke hasil Muktamar Bandung tahun 2011. Wakil Ketua Umum Lukman Hakim Saifuddin yang juga menteri agama memegang kendali karena Suryadharma Ali masih dipenjara.

Menurut Romi, islah bisa tercapai sepanjang dilandasi keikhlasan. "Namanya bertikai, tidak bisa ujuk-ujuk damai. Sepanjang dilandasi keikhlasan demi keutuhan PPP, masak iya sih menolak islah," lanjut dia.

Dari Jombang, Jawa Timur, Lukman sudah bertemu dengan sejumlah tokoh PPP seperti KH Maimun Zubair dan Musafa Noer di Yayasan Roushon Fikri, Sabtu (9/1). Lukman membenarkan perlunya Muktamar Islah PPP. "Kita cari saat yang tepat untuk mengadakan muktamar dalam rangka mengembalikan kejayaan PPP," ujarnya.

Namun, Sekretaris Jenderal PPP hasil Muktamar Jakarta, Dimyati Natakusumah, menegaskan seharusnya muktamar tidak perlu karena gugatan yang dilayangkan pihaknya telah dimenangkan Mahkamah Agung.

"Kalau mau islah itu, ya gabung dengan yang menang. Kan dia (Romi) minta sebagai sekretaris jenderal. Sepertinya saya siap menyerahkan," tandas Dimyati.

Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Yasonna H Laoly juga melontarkan pentingnya islah lewat muktamar. "(Dualisme) hanya akan merugikan kita semua. Itu hanya akan menguras energi dan pemikiran yang tidak perlu," ujar Yasonna di Jakarta, kemarin.

Ia menambahkan elite kedua partai mesti mewujudkan keutuhan partai. "Apalagi, pilkada serentak gelombang kedua sudah di depan mata," cetus politikus PDI Perjuangan itu. (Nov/Cah/Nyu/FL/AD/P-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Admin
Berita Lainnya