KALANGAN Istana menyebutkan isu pengumuman kocok ulang kabinet sebelum 15 Januari 2016 sengaja dihembuskan orang-orang yang ngebet menjadi menteri. Sekretaris Kabinet Pramono Anung memastikan Presiden Joko Widodo tidak akan terpengaruh isu tersebut. "Rumor-rumor itu, yang membuat ya orang yang ingin jadi menteri. Kalau siapa yang menyebarkan rumor, itu enggak penting. Istana tidak tergantung pada rumor. Istana yang memutuskan," ujarnya di Kantor Presiden, Jakarta, kemarin.
Pekan ini, pesan berantai beredar di media sosial. Menteri BUMN Rini Soemarno, Menko Polhukam Luhut Pandjaitan, serta Menteri Perhubungan Ignasius Jonan bakal dicopot. Isu itu juga menyebut kemungkinan adanya menteri utama yang membawahkan menteri koordinator. Menurut Pramono, pihak yang terlalu ambisius tidak akan pernah bisa menduduki kursi menteri. "Tapi biasanya (ambisius) begitu enggak pernah kesampaian (menjadi pembantu presiden). Dijaminlah," pungkas politikus PDI Perjuangan itu.
Di sisi lain, Jokowi mengaku tengah menggodok perombakan kabinet. Namun, ia enggan menyebutkan kapan akan mengumumkan reshuffle. "Bisa di bulan 1, bulan 2, bulan 3, bulan 4," ujar Presiden seusai jamuan santap malam bersama wartawan kepresidenan di Istana Negara. Sementara itu, Wakil Presiden Jusuf Kalla akhirnya bertemu dengan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri di Jl Teuku Umar, Jakarta, kemarin sore.
Menurut Kalla, pertemuan itu merupakan bentuk komunikasi politik antara pemerintah dan partai. Ia menepis anggapan dirinya hendak membicarakan mengenai wacana bergabungnya Golkar sebagai partai pendukung pemerintah. Kalla malah berkelakar bahwa ia ingin mencari oleh-oleh hasil perjalanan presiden kelima RI itu dari Amerika Serikat, belum lama ini. "Beliau minta negeri ini stabil. Kita harus selalu konsultasi dengan pimpinan partai. Itu biasa, di mana pun di dunia juga begitu. Kita harus menghormati ketua partai," pungkas dia.