Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Quick Count: Andika-Hendrar Kalah jadi Sejarah Ambruknya Kandang Banteng

Yakub Pryatama Wijayaatmaja
27/11/2024 20:48
Quick Count: Andika-Hendrar Kalah jadi Sejarah Ambruknya Kandang Banteng
Calon Gubernur Jawa Tengah Andika Perkasa (tengah) di Kantor DPD PDIP Jateng, Semarang, Jawa Tengah, Rabu (4/9/2024).(Antara)

KEKALAHAN Andika/Hendrar menjadi penanda bagi terciptanya sejarah tumbangnya PDIP di kandang Banteng. Hal itu disampaikan Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (Indostrategic) Khoirul Umam merespons hasil quick count beberapa lembaga survei Pilkada srentak 2024.

Salah satu lembaga Survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) mencatat pasangan Ahmad Luthfi-Taj Yasin unggul dengan perolehan suara 59,09% suara. Sementara itu, pasangan Andika Perkasa-Hendrar Prihadi alias Hendi memperoleh suara sebesar 41,91%.

Khoirul menilai kekalahan Andika/Hendrar menjadi penanda bagi terciptanya sejarah tumbangnya PDIP di kandang Banteng. Sebab, sejak sejarah Pilkada hadir di 2005, PDIP selalu digdaya di Jateng.

Khoirul melihat kondisi tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor. Yang pertama, besarnya dominasi mesin politik koalisi pengusung Lutfi-Taj Yasin sebesar kurang lebih 75%, yang didukung oleh political endorsement Jokowi & Prabowo.

“Memberikan pesan politik kuat bagi simpul-simpul kekuatan politik, termasuk juga para donor logistik, untuk all out memenangkan Lutfi-Yasin,” ujar Khoirul dalam rilis yang diterima, Rabu (27/11).

“Jaringan Jokowi juga all out and at all cost, karena hasil Pilkada Jateng menjadi pertaruhan nasib dan juga pride bagi Jokowi dan keluarga yang harus berhadap-hadapan dengan kekuatan PDIP yang selama ini terkuat,” tambahnya.

Yang kedua, karakter pemilih Jateng khususnya wilayah Pantura didominasi oleh masyarakat santri lebih mendukung representasi kandidat nasionalis-santri yang tercermin di Lutfi-Yasin.

Sementara pasangan Andika-Hendi cukup berbeda, di mana keduanya sama-sama merepresentasikan corak nasionalis.

“Dengan demikian, kekuatan KIM yang diback-up oleh Jokowi bisa memanfaatkan situasi rapuhnya barisan kekuatan PDIP di Jawa Tengah,” tegasnya.

Khoirul menambahkan constrain utama yang dihadapi calon PDIP di Pilkada Jateng  adalah faktor sangat terbatasnya waktu sosialisasi, termasuk melakukan penetrasi ke segmen santri di Jawa Tengah. (Ykb/P-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Irvan Sihombing
Berita Lainnya