DIREKTUR Dyandra Promosindo Hendra Noor Saleh duduk bersandar di kursi kayu kecil pascakonferensi pers Indonesia International Motor Show (IIMS) 2016 di sebuah bar di Kemang, Jakarta Selatan, pekan lalu.
"Orang-orang Indonesia itu justru ikut SEMA dan menjual aksesori modifikasi dan komponen di sana," kata dia. SEMA merupakan ajang tahunan industri aftermarket (aksesori dan komponen) kesohor di 'Negeri Paman Sam' yang sudah berusia setengah abad.
Dengan berkaca pada apa yang dilihat di ajang itu, Dyandra Promosindo sebagai penyelenggara IIMS 2016 berjanji mempertajam konsep pameran yang turut mengedepankan industri aksesori dan komponen lokal. Konsep itu sejatinya telah dimulai pada IIMS 2015.
"Pada IIMS 2015 ada sekitar 250 perusahaan aksesori dan komponen lokal. Kami ingin pada IIMS 2016 paling tidak akan ada 300 perusahaan," tukasnya.
Dari perspektif pengunjung dan pasar, kehadiran para pemain lokal tersebut, menurut dia, bakal pula memperluas segmentasi konsumen dan pasar IIMS 2016. Melalui kerja sama dengan Grand Prix International--penyelenggara Bangkok International Motor Show--IIMS 2016 ingin pula menghadirkan industri aksesori, komponen, dan pembeli dari Thailand.
"Sejarah pasar aftermarket ini, kan, dari hobi, arena balap, maupun industri kreatif. Kalau enggak ada wadah, industri aftermarket lokal cuma akan jadi workshop kecil. IIMS 2016 akan berusaha memberikan mereka panggung dan jadi pengorbit mereka," timpal Presiden Direktur Dyandra Promosindo Ery Erlangga.
Tak hanya melibatkan industri aftermarket lokal dan pabrikan otomotif, IIMS 2016 akan pula merangkul pabrikan lokal, semisal Fin Komodo dan Tawon.
Untuk memaripurnakan unsur lokal tersebut, dibuatlah ajang E-Car Race War yang melibatkan mobil-mobil listrik kreasi perguruan tinggi di Indonesia.
"Yang punya itu kan UII Yogyakarta, UI, ITB, Trisakti, ITS, Undip, Unhas, Unbraw. Mereka semua sudah kita ajak," lanjut Hendra.
"Kami ingin setidaknya ada lima universitas yang ikut. Mereka akan punya lahan sendiri yang luasnya tergantung jumlah mobil yang ikut serta. Supaya terlihat seru kami akan buat dalam bentuk kompetisi."
IIMS 2016, menurut Manajer Divisi Automotif Dyandra Promosindo Bunga, akan berlangsung pada 7-17 April di JI Expo Kemayoran, Jakarta.
"Kami memiliki dua opsi. Mengadakan IIMS 2016 pada April, tapi beririsan dengan pameran lain, atau mengadakannya pada Agustus, tapi bersamaan lagi dengan Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2016. Tak sampai satu menit, kami memutuskan April," sambung Hendra.
Penyelenggaraan IIMS tahun ini pada 20-30 Agustus lalu memang berbentrokan dengan GIIAS. Hal itu ia akui sebagai salah satu faktor yang menciptakan ketidakmaksimalan penyelenggaraan.
IIMS 2015 menghasilkan nilai transaksi Rp1,63 triliun dari penjualan 4.894 unit mobil dan sepeda motor, dengan jumlah pengunjung 359.374 orang.
Hendra mengklaim perbedaan waktu pelaksanaan antara IIMS 2016 dan GIIAS 2016 disambut sangat baik oleh para pabrikan.
"Karena itu, jika pada IIMS 2015 hanya 65%-70% dari 50 merek mobil dan motor yang langsung dari agen pemegang merek (APM), pada tahun ini kami yakin akan mendekati 100% dengan jumlah merek kendaraan yang bertambah," tukas Hendra lagi.
Nilai transaksi IIMS 2016 juga ditargetkan naik 20% menjadi Rp2 triliun. Adapun target pengunjung sebanyak 380 ribu pengunjung.
Rangsang penjualan Berbagai acara pendukung yang dihelat pada IIMS 2015 tetap dipertahankan di IIMS 2016, di antaranya ASEAN Stunt Day, Gajah Monster Show, Builder Meet Up, Drift War III, sampai Military Zone.
Untuk anak-anak, terdapat program Safety Road Education for Children. "Kami ingin IIMS mengandung aspek gaya hidup, hiburan, otomotif, edukasi, dan penjualan," tegas Bunga.
Hendra meyakini waktu pelaksanaan IIMS 2016 yang kini berbeda dengan GIIAS 2016 akan turut membantu penjualan pasar otomotif nasional. Apalagi, pasar tahun depan masih diperkirakan stagnan.
"Kalau Januari dan Februari pasar masih datar, dibutuhkan pendorong," tukas Hendra. Ia mengklaim di IIMS 2016 juga bakal diisi peluncuran-peluncuran produk baru para pabrikan roda dua dan roda empat.
"Dari IIMS 2015, kami belajar industri aftermarket bisa dijejerkan bersama mobil-mobil APM," tutupnya. (S-3)